Senin, 23 Juni 2008

Solusi perbantahan

Solusi dari pertentangan

Ini adalah sebuah judul yang terbenak dihatiku ketika diruang tes bulan pertama di kuliah Syariah Univ. Ahgaff Tarim Hadramaut Yaman. Pasalnya ust. Muhammad bin Basri As Segaff yang ketika menjadi mudarris mata pelajaran Ayat ahkam, membuat satu soal yang bikin para muridnya tidak mengerti dengan beberapa pertanyaannya, diantaranya adalah "Aliyah fhaddinniza' addakhiliyah" yang artinya : solusi dari perbantahan antara sesama muslim yang tergambar dalam surat Al Hujurat, beliau lantas menjawab ketika ditanya tentang pertanyaan tersebut :"itu adalah kalimat yang diucapkan presenter diberita, apakah kalian mendengarnya" jelas tidak jawab dari murid muridnya.
Penulis akan langsung mengukir apa saja yang telah dijawab dalam uijan tersebut sesuai apa yang saya faham tentang surat Al Hujurat. Dalam hal ini Allah SWT berfirman dengan menghkithob orang-orang beriman, “jika datang akan kamu seorang yang fasiq yang sering maksiat, maka perhatikanlah dulu apa yang ia kata dan jangan langsung menerima tapi perjelas bahwa kabar yang ia kata memang benar, semua itu supaya kamu jangan menghukumi terhadap satu kaum dengan hukum yang salah, sebab kejahilan kamu atau terlalu tergesak gesak dalam mengukumi sesuatu sampai kamu akan menyesal akan apa yang kamu telah perbuat”. Sfesifikasi ayat ini Allah SWT tidak menghendaki kehancuran atau perbantahan terhadap umat islam, bahkan ia memberikan solusi yang pantas, bukan berarti mengintimidasi seorang yang fasiq, tapi hal itu lebih dikarenakan menghilangkan mudharat yang ada, ketika ada suatu kabar angin dari seseorang. Rasulullah SAW bersabda :"la dhororo wala dhiroro' yang artinya kemudharotan itu harus dihilangkan dari siapapun ia berasal.
Yang kedua adalah mengishlah atau memberikan solusi perdamaian antara dua kubu yang saling kontra pisik atau lainnya. Bertengkar memang salah satu tabiat yang dimiliki manusia akibat hawa nafsu yang selalu ingin menang sendiri tapi tidak ada salahnya kalau sifat tersebut hilang dan dimusnahkan antara mereka dengan satu perdamaian dari kedua belah pihak seperti mengutus orang yang berperan dan punya andil dalam memecahkan permasalahan, tentunya perdamaian tersebut dengan suatu keadilan yang absolut, tidak memihak kepada salah satu pihak bukan yang lain, dan itu sudah diperjelas dalam firmannya Allah SWT tentang bugot dari kaum muslim dalam surat tersebut.
Yang ketiga memerangi mereka , tentu di syariat perang dalam islam berjalan dalam beberapa marhalah , tidak seperti yang digambarkan orang-orang Barat dengan brutal, tapi dengan perang yang mempunyai komitmen dan peraturan yang disana terdapat adab adab yang tersirat didalamnya bahwa sama sekali Islam tidak menginginkan peperangan
Yang keempat kembali kepada hukum Allah SWT , setelah kembali kepada hukum Allah SWT, tentu hukum tersebut adalah hokum yang adil; karena semua umat Islam bersaudara sebagaimana saudara kandung seperti yang diisyaratkan Allah dalam firmanNya dalam surat tersebut.
Demikianlah sedikit uraian dari saya yang tidak memberi batas terhadap solusi tersebut tetapi yang hanya saya kedepankan adalah beberapa ayat saja.

Antara Wahdatulwujud dan Tasawuf Falsafi

ANTARA 'WAHDATUL WUJUD' DAN 'TASAWUF FALSAFI'



Manunggaling Kawulo Gusti adalah ungkapan yang sempat membuat geger di zaman Wali Songo, Syekh Siti Jenar divonis mati oleh para Wali gara-gara ungkapannya itu, mereka menilai bahwa Siti Jenar telah keluar dari Islam karena mempunyai keyakinan yang dikenal dengan istilah Wahdatul Wujud. Kejadian seperti ini pernah terjadi pada al-Hallaj yang dipancung gara-gara ucapannya ”Ana al-Haq”. Syahrawardi , penggagas filsafat aliran isyraq juga tidak lepas dari vonis mati gara-gara pemikirannya yang dinilai telah mengarah pada konsep Wahdatul Wujud.

Wahdatul Wujud adalah sebuah ajaran yang meyakini penyatuan wujudnya Tuhan dengan wujud makhluk, aliran ini berkeyakinan bahwa wujud Allah dan makhluknya satu, istilah lain dari kesatuan wujud adalah hulul hanya saja kerangkanya agak berbeda namun pada subtansinya sama. Ajaran ini dinisbatkan pada beberapa sufi terkenal seperti Muhyyidin Ibn Arabi, Umar Ibn al-Farid, al-Hallaj dan Abu Yazid al-Busthami, bahkan Imam al-Ghazali dan al-Junaid tidak lepas dari tuduhan bahwa keduanya juga mendukung dan mengiyakan ajaran ini.

Beberapa waktu yang lalu penulis sempat berdialog dengan seorang pemuda asal Indonesia yang mengujungi Tarim dalam rangka menyelesaikan tesisnya, penulis sempat tercengang ketika pemuda intelek ini berkata ”saya Tasawuf Amali atau Tasawuf Sunni namun saya ingin belajar banyak tentang Tasawuf Falsafi, yaitu ajaran pemikiran tasawuf yang membenarkan ajaran Wahdatul Wujud, Imam Ghazali sendiri dalam kitab Misykat al-Anwar juga mensuport ajaran ini, bahkan tidak sedikit dari tokoh Thariqah Alawiyah yang mengikuti ajaran ini”.

Ini bukan satu-satunya pemuda yang mempunyai jalan fikiran seperti itu, di Indonesia tidak sedikit para pemuda yang menelan mentah-mentah ajaran ini tanpa mengkajinya secara detail. Embel-embel intelektual, filsafat dan pemikiran lebih berpengaruh pada sebagian pelajar atau mahasiswa dibandingkan hasil kajiannya sendiri. Disinilah penulis akan mencoba mengkaji hakekat konsep Wahdatul Wujud dengan arti kesatuan wujud dan hubungannya dengan filsafat.

Tasawuf Falsafi ???

Wahdatul Wujud menurut sebagian orang adalah subtansi dari ajaran Tasawuf Falsafi, padahal istilah Wahdatul Wujud dan istilah filsafat adalah dua istilah yang kontradiksi, tidak seorangpun dari para Filusuf baik itu yang sufi ataupun yang bukan, yang mengatakan adanya Wahdatul Wujud, para filusuf modern dan filusuf klasikpun tidak ada yang membenarkan ajaran ini. Karena para filusuf adalah orang yang sangat getol dalam menjauhkan Dzat Tuhan dari hal-hal yang bersifat materi dan yang mendekati materi, dan oleh sebab itulah Imam Ghazali menganggap Aristoteles kafir, Aristoteles berlebihan dalam menjauhkan Tuhan dari materi. Dia berpendapat bahwa Tuhan itu hanya mengetahui sesuatu secara global (Kulliyat), Tuhan tidak mengetahi sesuatu secara terperinci (Juz’iyat), karena juziyat itu selalu berubah dan apabila Tuhan mengetahuinya maka pengetahuan Tuhan itu juga berubah. Aristoteles juga berkata bahwa Allah itu sama sekali tidak berhubungan dengan alam dan bahkan tidak mendekatinya karena Allah itu Mutlak (Absolut) dan alam terbatas, sedangkan suatu yang absolut tidak mungkin disatukan .

Filsafat sendiri tidak jauh berbeda dengan ajaran tasawuf, yaitu mencari hakekat kebenaran dan sampai pada puncak ma’rifah, dan hal ini tentu tidakhanya dicapai dengan pemikiran belaka, namun harus dengan Riadhoh dan menjauhi hal-hal yang bersifat materi, meski dalam dunia filsafat ada aliran filsafat Hegel yang dikenal dengan Filsafat Dialektika. kemudian timbul sebuah sekte baru dalam aliran ini yang disebut dengan aliran Dialektika Matrealism yang terkesan merasionalkan materi, namun aliran ini sangat rapuh dalam konsep pemikirannya, DR. Muhammad Said Ramadhan al-Bhuti telah mematahkan pemikiran ini dalam bukunya Naqd al-Jadaliyah. Penulis tidak sedang membicarakan masalah ini, namun penulis hanya ingin menjelaskan bahwa definisi filasafat menurut para pakar filsafat klasik itu sendiri tidak jauh berbeda dengan definisi tasawuf menurut para ’Arifin. Sehingga pembaca bisa faham bahwa konsep Tasawuf Falsafi yang selama ini dikenal sebagai kerangka dari pemikiran Wahdatul Wujud sama sekali jauh dari realitas ilmiah.

Berikut ini adalah definisi menurut filusuf klasik Plato. Menurutnya filsafat adalah berakhlak dengan akhlak Allah SWT., kata-kata ini sama dengan definisi tasawuf menurut kebanyakan Sufi. Selanjutnya Plato berkata ”pemilik jiwa falsafi (fitrah falsafi) adalah orang-orang yang yang haus dengan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk mengetahui hakekat wujud yang kekal, wujud yang tidak berubah dengan perputaran waktu dan kondisi, mereka sangat merindukan hakekat wujud yang abadi ini, mereka tidak rela dengan pengganti apapun” Plato juga berkata ”para filusuf terjaga dan tidak dikotori oleh sifat tamak, karena mereka adalah penghuni bumi yang paling menjauhkan diri dari hal-hal yang membawa pada cinta harta” begitulah komentar Plato tentang filsafat dan membawa pada cinta harta” begitulah komentar Plato tentang filsafat dan filusuf, dimana kita juga akan menemukan definisi yang sama tentang tasawuf dalam dunia sufi. Lantas dari mana pemikiran bahwa Tasawuf Falsafi adalah tasawuf yang menganut faham Wahdatul Wujud? Dan kalau memang arti tasawuf dan filsafat tidak jauh berbeda maka istilah Tasawuf Falsafi adalah istilah kabur yang menimbulkan 'Tahsilul Hasil'.

Tidak sedikit dari para pemikir yang berpendapat bahwa banyak dari kalangan kaum sufi yang mempunyai jiwa filusufis seperti pendapat Abul Wafa al-Ghunaimi yang berkata ”tasawuf keagamaan kadangkala beraduk dengan filsafat sebagaimana keadaan sebagian rohaniyin nasrani dan para sufi muslim” selanjutnya dia berkata ”para tokoh filsafat sejak dahulu sangat membutuhkan pada masing-masing dari ilmu pengetahuan dan tasawuf, karena jiwa sufiah itulah yang menjadi sumber ilham paling agung terhadap manusia” kemudian dia menyebutkan beberapa tokoh filsafat seperti Herceltees, Plato dan Barmendis. Dari sini istilah Tasawuf Falsafi perlu dikaji kembali, baik dengan arti Wahdatul Wujud atau dengan arti hikmah dan isyraq.

Wahdatus Syuhud bukan Wahdatul Wujud

Wahdatul Wujud dengan arti Falsafi adalah meyakini adanya Allah dan wujudnya makhluk satu, disitu bila ada pencipta maka suatu yang diciptakan juga ada, dengan arti, wujudnya makhluk adalah bagian dari wujudnya Khaliq (Pencipta), karena apabila yang wujud itu hanya Pencipta saja tanpa adanya yang diciptakan maka wujudnya Pencipta tadi tidak sempurna. Falsafah semacam ini memberi pengertian bahwa wujudnya makhluk itu Qodim (terdahulu), sebab kalau memang wujudnya makhluk itu sama dengan wujudnya Allah maka disaat Dzat-Nya Allah Qodim maka dzatnya makhluk juga qodim. Dan hal ini tidak bisa diterima oleh akal dan tidak dapat dicerna oleh logika ilmiah.

Pemikiran yang logis dalam masalah ini adalah kita mengetahui bahwa wujud yang sesungguhnya hanyalah wujudnya Dzat Allah, kemudian dengan kehendak dan kekuasaan-Nya, Allah menciptakan dunia dan seisinya ini wujud sesuai batasan dan ukurannya, jadi wujud yang Azali dan Qadim itu hanya wujud-Nya Allah, sedangkan wujudnya makhluk itu hanya sekadar wujud Majazi yang oleh ulama diistilahkan dengan wujud Dzilli (bayangan) atau Tabi’i. Bayangan itu mempunyai wujud tersendiri dari benda aslinya hanya saja kalau benda itu tiada maka bayangan itu tiada, jadi wujudnya bayangan itu adalah buah atau hasil dari benda itu. Contoh lebih jelasnya ibarat seseorang yang memegang anaknya yang masih kecil agar bisa berdiri di telapak kakinya, berdirinya anak tadi tentu bukan berdirinya si bapak akan tetapi kekuatan dia berdiri berasal dari kekauatan bapaknya, begitu pula dahan dan ranting pepohonan dengan batang dan akarnya, jelas wujudnya ranting bukan wujudnya batang akan tetapi wujudnya ranting tadi berasal dari wujudnya batang.

Adapun yang dimaksud wahdatul wujud menurut para sufi itu adalah istilah lain dari wahdatu shuhud, yaitu tidak memandang sesuatu selain Allah dan itulah puncak dari tawakkal dan tsiqah seseorang pada Allah, dia tidak mengharap kecuali pada Allah dan dia tidak takut kecuali pada Allah, dia menganggap bahwa Allahlah yang wujud sedangkan wujud selain Allah adalah wujud yang fatamorgana. Hal ini sama dengan kata-kata labib yang dibenarkan oleh Rasulullah SAW. Adakalanya sebagian sufi mengartikan wahdatul wujud atau wahdatu syuhud dengan arti penyatuan cinta antara muhib dan mahbub, sehingga yang ada dalam benaknya hanya sang kekasih, sang pecinta tidak mengenal apapun selain kekasihnya termasuk dirinya sendiri seperti yang terjadi dalam kisah cinta abadi Laila Majnun, disaat seseorang memanggil nama Qais dia tidak menghiraukannya dan bahkan dia berkata ”aku laila”. Begitupula seorang hamba yang hatinya diliputi oleh rasa cinta pada sang pencipta maka dia lupa pada segala sesuatu termasuk dirinya sendiri, itulah yang dalam istilah tasawuf disebut Fana’. Dan hal ini bukan dalam kekuasaan akal, akan tetapi dapat dirasakan oleh jiwa atau ruh. Inilah yang oleh Imam al-Ghazali disitilahkan dengan ilmu Dzauq.

Bersama al-Ghazali dan al-Hallaj.

Akan tetapi kadang masih ada pertanyaan kenapa al-Hallaj dipancung? Dan Imam Abu Hamid al-Ghazali sendiri sebagai tokoh tasawuf sunni malah terkesan mengamini ajaran wahdaul wujud dengan arti falsafi tadi?

Al-Hallaj sebagaimana kebanyakan para sufi telah menjadi tumpuhan masyarakat, ketulusannya membuat orang-orang banyak yang simpati. Sedangkan sikap politik al-Hallaj waktu itu sebagaimana para sufi lainnya lebih cendrung pada Ahlu Bait. Dan Ahlu Bait sendiri waktu itu sedang berusaha melakukan aksi politik terhadap penguasa dinasti Abbasiah. Hal itulah yang membuat al-Hallaj harus disingkirkan menurut pandangan para penguasa, sebab pengaruh al-Hallaj telah mengancam kekuasaannya. Itulah yang memotivasi dipancungnya al-Hallaj.

Dari kata-kata al-Hallaj sendiri sangat jelas masalah itu, disaat beliau dihadapkan pada hakim dengan tuduhan akidahnya yang wahdatul wujud beliau menjawab ”apakah kalian masih mau mendebatku tentang Allah dan dijubbah ini tidak ada selain Allah?!!!” beliau juga berkata ” sesembahan kalian berada dibawah telapak kakiku”, dengan kata-kata ini al-Hallaj bermaksud untuk mengejek mereka yang menjadi budak serta hamba penguasa.

Sedangkan Imam al-Ghazali yang dituduh beraliran Wahdatul Wujud gara-gara kata-katanya dalam kitab Misykat al-Anwar ” tidak ada wujud hakiki selain Allah dan sesuatu itu berasal dari Allah” ”alam wujud ini tidak ada selain Allah dan atsar-nya (bekasnya), dan dunia ini semuanya dari atsar-nya” itulah kata-kata Imam al-Ghazali yang dianggap bahwa dia telah mengamini ajaran Wahdatul Wujud, padahal dalam kitab itu sendiri beliau dengan jelas menafikan ajaran Wahdatul Wujud secara falsafi, beliau berkata dalam kitab tersebut ”Allah bersama sesuatu itu sama dengan cahaya bersama sesuatu” beliau juga berkata ”Allah itu bersama sesuatu, sebelum sesuatu, diatas segala sesuatu dan madzhar dari segala sesuatu” kata-kata al-Ghazali ini jelas bertentangan dengan logika ajaran Wahdatul Wujud.

Kesimpulan
Ajaran Wahdatul Wujud dengan arti falsafi yang pernah digembar-gemborkan para filusuf klasik kemudian diangkat kembali oleh Saren Carecajored dengan madzhab wujudinya di Barat sama sekali tidak ada hubungannya dengan tasawuf. Dan kata-kata sebagian para tokoh tasawuf yang mereka katakan dalam keadaan mengalami ekstase juga tidak bisa diambil dari dhahir kata-kata mereka. Oleh sebab itulah Dr. Abdul Halim Mahmud berkata, akal tidak bisa menerima disaat seorang insinyur berbicara masalah sastra sebagaiamana seorang sastrawan menghukumi para insinyur, begitu pula sangat tidak logis seseorang yang masih belum mencapai derajat al-Hallaj, Ibnu Arabi, dan Ibnu Farid kemudian memvonis yang bukan-bukan pada mereka. Wallahu a’lam.

Apa mungkin bersama Syiah

APA MUNGKIN BERSAMA SYI'AH
Sebuah kota yang indah, menarik, damai dan aman tentunya, bahkan disebut-sebut sebagai serambi Mekkah, alangkah indahnya kehidupan disana, itulah yang kita dambakan, tentu sebuah nama Syi'ah Rofidhoh tidaklah asing bagi kita, tapi karena apa mereka bernama demikian? ada beberapa versi, diantaranya karena mereka menolak kepemimpinan ABU BAKAR, UMAR dan UTSMAN RA, serta mencaci mereka. Sebagian yang lain berpendapat bahwa (Rofidhah) hanyalah ejekan terhadap mereka-mereka yang mengutamakan ALI RA untuk menjadi khalifah, bahkan mereka berpendapat bahwa imam-imam mereka ma'sumin (terpelihara dari dosa), mereka mencintai ALI RA, sampai seorang Yahudi dari San'a Yaman bernama ABDULLAH bin SABA' yang masuk islam di tangan ALI karramallahu wajhah dibakar oleh beliau sendiri, karena menganggap bahwa ALI karramallahu wajhah sebagai tuhan dan ia sebagai nabi, alangkah murkanya perbuatan tersebut, dari sanalah sebagian penulis mendakwa: bahwa Syi'ah satu agama dengan referensi bahwa otak semua kekhilafan dan perbedaan antara Syi'ah dan golongan muslim yang lain Adalah dari otak-otak yahudi dan benarlah firman tuhan dalam surat Al Baqaroh ayat 120:
ولن ترضى عنك اليهود ولا النصارى حتى تتبع ملتهم......." "
Tidak akan pernah senang orang-orang yahudi dan nasrani sampai kamu mengikuti agama mereka.
Namun kalau kita renungkan, Syi'ah bukanlah suatu agama memang diantara mereka berpendapat bahwa Qur'an yang ada sekarang telah dirubah, Yakni mereka mengi'tiqadkan telah terjadi perubahan besar-besaran di dalam Al-Qur'an, Ayat-ayat dan surat-suratnya telah dikurangi atau ditambah oleh para shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam di bawah pimpinan tiga khalifah yang merampas hak ahlul bait, yaitu AbuBakar, 'Umar dan 'Utsman radhiallahu anhum, Salah satu ayat yang dibuang menurut versi Syi'ah Adalah ayat wilayah (kedudukan) yang terdiri dari tujuh ayat.
Mereka juga mengatakan bahwa Al-Qur'an yang ada ditangan kaum Muslimin dari zaman shahabat sampai hari ini tidak asli lagi. Kecuali Al-Qur'an mereka yang mereka namakan mushaf Fatimah radhiallahuanha yang akan dibawa oleh Imam Mahdi. Tidak mendengarkah mereka Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman dalam surat Al Hijr ayat 9:
إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون""
Sesungguhnya kami turunkan Qur'an dan kami pula yang memeliharanya
Tersebut juga didalam sebagian kitab Syi'ah bahwa sesungguhnya Kami-lah yang mengkafirkan seluruh shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Aalihi Wasallam, kecuali beberapa orang seperti Ali, Fatimah, Hasan dan Hushain radhiallahu anhum, padahal mereka melawan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surat At taubat ayat 100:
والسابقون الأولون من المهاجرين والأنصار والذين اتبعوهم بإحسان رضي الله عنهم....""
Dan orang-orang terdahulu yang pertama dari kaum Muhajirin dan Anshar dan yang mengikut mereka dengan kebajikan, Allah telah meridhakan mereka….
Itulah diantara perbedaan antara Syiah dan golongan muslim yang lain, karena itu menurut versi Abul Hasan Al Asy'ari RAHIMAHULLAH: ZAID bin Ali RAHIMAHULLAH: berpendapat bahwa ALI bin ABI THALIB karramallahu wajjah Adalah sahabat nabi yang paling Afdhal (lebih utama) dan boleh berontak terhadap sulthan yang dzalim, serta mencintai ABU BAKAR dan yang lainnya radhiallahu anhum, tapi ketika sebagian tentaranya menolak dan mencaci terhadap ABU BAKAR radhiallahu anhu, beliau mengatakan terhadap mereka: "rafadhtumuunii" yang artinya: apakah kalian menolakku, sampai mereka dinamakan rafidhah.
Di tengah-tengah tersebut sulit diterima seperti perkataan: bahwa mereka (syi'ah) tidak mungkin bertemu dengan kaum Muslimin dalam masalah agama, seperti yang dijelaskan oleh Ni'matullah al-Jazairi, ia berkata: "Sesungguhnya kita tidak bertemu dengan mereka atas satu ilah (sembahan), tidak pula atas satu nabi, dan tidak pula atas satu imam. Yang demikian itu karena mereka mengatakan bahwasanya Tuhan mereka Adalah yang mengutus Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam sebagai nabinya dan mengangkat Abu Bakar sebagai khalifahnya. Sedangkan kami tidak mengatakan dengan Tuhan yang demikian itu dan tidak pula dengan nabinya. Akan tetapi yang kami katakan bahwa Tuhan yang mengangkat Abu Bakar bukanlah Tuhan kita, tidak pula nabi tersebut adalah nabi kita."(Ash-Shirath al-Mustaqim Ila Mustahqi at-Taqdim,III/73).
Oleh karena itu mereka menyelisihi golongan Muslimin yang lain dalam segala perkaranya, apalagi tradisi kawin kontrak dan taqiyah yang mereka lakukan, Syaikh mereka Majlisi meriwayatkan dari Abi Abdillah, bahwasanya ia pernah berkata: ....... Maka Rasulullah SAW bersabda:"Diperintahkan supaya bertaqiyah....." (Kitab Syi'ah, Bihar al-Anwar,XXIV/47) Inilah kepalsuan yang sangat besar terhadap kedudukan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan terhadap keluarga-nya dan kerabatnya. Seandainya kita menerima bahwa ahlul bait takut terhadap para penguasa, maka siapakah yang ditakuti oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Kalau kita menyimak kitab yang berjudul "Karena Allah kemudian karena sejarah" kita akan melihat fakta dan realita dari buku-buku yang menjadi rujukan bagi ulama Syi'ah, buku-buku tersebut penuh kepalsuan dan kebohongan (sebagaimana keyakinan dari sebagian ulama mereka: bahwa semua buku-buku tidak bisa dibenarkan dengan yakin kecuali al Qur'an), terlihatlah bahwa ada suatu taqiyah yang tersimpan, sampai membuat Syi'ah tidak bersatu dengan golongan muslim yang lain, padahal kita semua beriman dengan tuhan semesta alam dan nabi yang diutus untuk semua umat, itulah asas yang menyatukan antara kita semua, sampai kesurga kelak…… allahummakhtimna bi husnil khotimah.

)M.zaki mahasiswa universitas Al Ahgaff, Dikutip dari kitab "lillah tsumma littaarikh' (

Al Mahdi

Al Mahdi
Akhir-akhir ini, banyak fenomena khususnya di Indonesia yang disana diwarnai dengan pengakuan imam Al mahdi yang berisikan tujuan yang berbeda-beda dari harta, wanita dan tahta. Bukan berarti kita menyangka yang tidak baik terhadap golongan tersebut, akan tetapi suatu kewajaran karena kriteria yang tidak sempurna. Bahkan melenceng jauh atau membikin satu syariat hukum yang menyesatkan. Dapat disimpulkan bahwa mereka yang mengklaim diri sebagai Mahdi, karena suatu tekanan, harta kedudukan ataupun dibai'at ( diangkat dengan perjanjian ) oleh golongannya.
Dalam pembahasan seputar kemunculan imam Mahdi kali ini kita sedikit memberikan pencerahan terhadap syubhat-syubhat yang terselubung dalam benak masyarakat dengan mengenalkan pandangan ulama mengenai siapa imam Mahdi dan apakah dia seseorang yang berkepribadian atau suatu manhaj (system). Nama yang disebut-sebut sebagai imam Mahdi adalah Muhammad bin Abdullah, dilahirkan di Madinah dan setelah empat puluh tahun di bai'at di Mekkah, kemudian hijrah (pindah) ke Baitulmaqdis, beliau dari keturunan nabi kita Muhammad SAW, bahkan ada yang sedikit berlebihan mengatakan bahwa imam Mahdi dari qabilah Al haddad. Disana ada juga yang mengatakan bahwa ia dari keturunan Abi Sufyan. Ada juga yang berpendapat kalau imam Mahdi adalah nabi Isa AS karena dua-duanya adalah tanda dekatnya hari kiamat.
Disisi lain ada yang berpendapat bahwa imam Mahdi bukanlah seseorang yang berkepribadian tapi sebuah system yang bersifat Mahdawiyah ( memberikan jalan yang lurus bagi umat ). Hadis-hadis tentang Mahdi adakalanya dhaif (lemah) atau dita'wil ( dimaknakan secara tidak dzahir ). Mereka berpendapat bahwa dengan system seperti syariat islam zaman nubuwah (kenabian) itulah yang pantas disebut sebagai Mahdi yang kita tunggu. Pendapat ini juga membuat semua umat akan lebih inisiatif dalam mendirikan manhaj islami yang mungkin saja bersifat Mahdawiyah.
Mereka tidak peduli bahwa pendapat tersebut akan membuat umat mengumpulkan satu golongan dengan manhajnya sendiri dan mereka akan saling berkata kami umat yang selamat dengan manhaj yang benar dan mahdawiyah.
Armansyah dalam situsnya mengatakan secara bahasa, kata Mahdi bermakna memberi petunjuk, dari sana semua individu dapat menjadi Mahdi dan tidak tergantung dengan nama, atau keturunan atau dia akan muncul atau tidak, karena karunia tuhan luas, bahkan dia sudah berada disisi kita selama seseorang tersebut bersifat Mahdi, akan tetapi pendapat ini sangat bertentangan dengan hadis yang menyatakan namanya cocok dengan namaku dan nama bapanya cocok dengan nama bapaku.
Kemudian bagaimana dengan pandangan kita atau sikap kita terhadap orang yang mengaku imam Mahdi ? tentunya bagi yang sudah yakin bahwa dia tidak memenuhi kriteria akan menjauh dan tidak menjadi pengikutnya, serta memberi tahu kepada orang yang itdak mempunyai wawasan tentang imam Mahdi : bahwa orang tersebut sesat atau tidak pantas menjadi ikutan. Sayyid Abdullah baharun (rektor universitas Ahgaff Hadhramaut Yaman) menjelaskan : Sayyid Sa’id Al khan ( menjawab pertanyaan tentang imam Mahdi ) kalian terlalu terburu-buru dengan suatu janji (kemunculan imam Mahdi) padahal sifat seorang yang dilahirkan dengan kriterianya belum ada, kemudian dia menyebut firman tuhan
وعد الله الذين آمنوا منكم وعملوا الصالحات ليستخلفنكم في الأرض كما استخلف الذين من قبلهم (النور, 55 )
Beliau mengisyaratkan bahwa janji tersebut dengan syarat iman dan amal shaleh dari kita semua. Maka sepantasnyalah bagi kita untuk meningkatkan ketakwaan atau bersiap menunggu imam Mahdi yang sebenarnya dan mengikuti jejaknya dengan berperang. Seandainya ada yang bertanya bagaimana kalau Mahdi palsu dari kalangan Syiah ? dalam hal ini al Habib Umar bin Hafidz (pengasuh Pondok Darul Musthofa Tarim Hadromaut Yaman) menyatakan bahwa orang tersebut tidak pantas untuk diperdebatkan dan sebaiknya ditinggalkan, karena jika kita menjadikan al Qur'an sebagai rujukan, mereka mengatakan bahwa al Qur'an telah dirubah, atau sunnah rasul, mereka akan mengatakan bahwa sunnah yang shahih hanya dari golongan kami. Dan kita harus sadar bahwa frinsip antara Ahlussunnah dan Syiah sudah berbeda. Demikianlah sedikit pencerahan dari kami semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.

(Penulis Muhammad Zaki - mahasiswa univ Ahgaff – dirangkum dari makalah Imam Mahdi…. Oleh Ade Machnun dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Hipmi Yaman di kota Tarim dengan tutor Ade Machnun ( mahasiswa univ Ahgaff)

Barometer islam tentang Bank Syariah

Barometer Islam Terhadap Bank Syariah
Allah SWT sudah berfirman dalam surat Al Ma’idah bahwa islam adalah agama yang sempurna dalam segala bidang, dan mengatur semua aspek kehidupan manusia dari ritualitasnya sampai ekonominya. Munculnya bank yang konvensional dalam umat islam membuat langkah kehidupan mereka menjadi baru akan tetapi prinsip riba yang mereka kemukakan membuat islam semakin mundur. Dalam hal ini ulama zaman sekarang memberikan solusi dengan mendirikan bank syariah yang jauh dari riba, meskipun Indonesia baru mempunyai dua bank syariah yang independent, bank tersebut telah didukung oleh fatwa MUI yang menjelaskan bahwa bagi warga muslim yang membutuhkan bank untuk menyimpan uangnya agar menabungnya ke bank syariah yang ada dikotanya yang berarti diharamkannya semua bank konvensional, kecuali jika dia jauh atau tidak ada bank dikabupatennya. Penulis juga kurang pengalaman dalam menghukumi apakah bank tersebut sudah masuk dalam kategori syariah islam. Dalam perbincangan anak anak Hipmi Hadhromaut Yaman yang diselenggarakan Jum'at 18 April, 2008 banyak yang berpendapat bahwa bank bank tersebut termasuk dalam kategori bank syariah islam, meskipun hanya sebuah Nisbi, akan tetapi dapat disimpulkan bahwa sebagian mu'amalah yang ada dalam bank tersebut harus ditelaah kembali seperti wadli'ah (penympanan) atau deposito yang dapat kita tarik kembali kapan saja, tentunya sebuah bank akan memakai uang para nasabah tersebut, padahal dalam hukum wadli'ah hal itu tidak dapat dibenarkan, karena itulah ulama sejak tigapuluh tahun yang lalu telah menganalisa dan menghukuminya dengan hukum qordl (utang) yang berarti bank menjadi seorang da'in (yang berhutang) dan nasabah madin (yang mengutangi), dari sini dapat disimpulkan bahwa bank syariah tersebut jika mensyaratkan sesuatu atau memastikan iming iming yang diberi nama bonus tetaplah terjerat dalam riba yang dilaknat Allah dan rasulnya. Dan menurut saya disana tidak ada syubhat lagi, apalagi sampai dibolehkan riba yang sedikit. Bagi seorang muslim yang wara' tentu akan berhati hati apalagi tidak semua pegawai yang ada didalam bank syariah tersebut mengetahui hukum riba dengan benar.
Kesimpulan dari yang kami paparkan, bagaimanapun keadaan bank syariah di Indonesia, itu merupakan satu kemajuan yang pesat, dalam menjalankan perintah Allah SWT, untuk menuju kehidupan dengan hukum-hukumNya.

Dirangkum dari diskusi yang diselenggarakan Hipmi Hadhromaut di Tarim dengan pemakalah Helmi Wafa (pelajar Darul Musthofa).

Ya Tarim Wahlaha

Ziarah kota Aulia Tarim Hadramaut Yaman
Daptar isi: halaman
Mukaddimah..........................................................................................................
A. Selayang pandang kota Tarim.........................................................................
B. Adat penduduk kota Tarim.............................................................................
1. kegiatan mingguan...................................................................................
2. Acara perbulan.............................................................................................

C. Lembaga pendidikan kota Tarim.....................................................................
1. Rubat Tarim...............................................................................................
2. Dar Al-Musthafa .......................................................................................
3. Kuliah Al-Ahgaff.....................................................................................
4. Kubah Murayyam.....................................................................................

D. Mesjid bersejarah kota Tarim........................................................................
1. Mesjid Ba’alawi........................................................................................
2. Mesjid As-segaff......................................................................................
3. Mesjid Umar Al-Muhdhar..........................................................................
4. Mesjid al-Imam Al-Idrus...........................................................................
5. Mesjid As-Syekh Ali bin Abi Bakar As-Sakran.......................................
6. Mesjid Imam Al-Haddad..........................................................................
7. Mesjid-mesjid lain di kota Tarim.....................................................................

E. Maqam para Aulia Allah Swt sekitar kota Seiun dan daerah lainnya.........
F. Maqam para Aulia Zanbal .........................................................................
G. Maktabah Ahgaff......................................................................................
H. Makanan & Minuman khas Tarim dan sekitarnya ..................................





Mukaddimah
Alhamdulillah segala puji hanya kepada Allah swt . yang telah memberikan ni'mat Iman , Islam dan Ihsan sehingga kita dapat menimba ilmu mencari warisan Rasulullah SAW di kota yang penuh berkah madinah aulia, madinatul Al-Ghanna Tarim. Shalawat serta salam tak lupa selalu kita haturkan keharibaan junngan kita rasulullah saw , yang telah mengeluarkan umat manusai dari alam kejahilan menuju ketauhidan. Alhamdulillah penulis dapat menghadir kan sebuah buku kecil yang berisi sepuatar kota tarim. Buku ini saya tulis semoga bermanfaat bagi para penziarah yang datng kekota tarim dan semoga menjadi tambahan wawasan kita tentang sebuah kota yang dari sinilah perkembangan agama islam kita rasakan di Indonesia.
Terakhir kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya buku kecil ini, semoga allah swt membalas kebaikan mereka dunia dan akhirat. Kepada para pembaca yang menemukan kesalahan atau kekhilapan dalam buku ini kami sangat berterima kasih , karena ini merupakan buku pertama yang kami buat, tentu banyak kesalahnnya . Kami ucapkan terima kasih

Wassalam

Aidid , Minggu 9 Maret 2008 ( 2 Rabiul Awal 1429 Hijriyah )

Ttd '' penyusun ''
" Mahmudin At-Tapusy "
Al-Ahgaff University Sarea and law Tarim Hadhramaut Yaman











A. SELAYANG PANDANG KOTA TARIM

Dalam sejarah purbakala diterangkan bahwa kota Tarim ada sejak abad 13 SM, dan wilayah ini termasuk daerah kekuasaan kerajaan Saba’. Menurut beberapa sumber mengatakan nama kota Tarim diambil dari nama penguasa yang membangun kota tersebut yaitu Tarim bin Hadaramaut.
Secara geografis kota ini terletak di dataran rendah yang dikelilingi bukit pasir berbatu. Hal ini menjadikan kota Tarim dikenal dengan Wadi’ Ahgaff yaitu (bukit pasir tinggi). Wilayah kota Tarim merupakan daerah panas sekitar 43 c. Pada bulan juli dan agustus. Suhu panas akan menurun pada bulan desember dan januari mencapai sekitar 5,1 c. Kota Tarim sangat jarang turun hujan, mungkin sekitar 2-3 dalam setahun dan itu menunjukan pergantian musim, walaupun langka hujan, bumi Tarim tidaklah tandus, bahkan cukup subur untuk sebuah lembah yang ada ditengah lembah bebatuan. Konon keajaiban tersebut termasuk diantara doa Sayyidina Abu Bakar RA.untuk masyarakat kota Tarim yang memang pada saat itu mereka sudah tersohor sebagai masyarakat yang selalu mengeluarkan zakat. Ada 3 macam doa Abu Bakar untuk kota Tarim
Pertama : semoga kota Tarim diberi kemakmuran.
Kedua : semoga kota Tarim diberikan berkah sumber airnya.
Ketiga : semoga kota Tarim dipenuhi oleh orang-orang saleh sampai hari kiamat.
Telah dijelaskan dibeberapa kitab kelasik diantaranya "Qiladatun Nahri fii Wafayaat A'ya Naddahri" karya Muhammd Thoyyib Abu Mahramah mengatakan, bahwa ketika Imam Al-Muhajir sampai ke Hadramaut, mereka mengakui keagungan imam Al-Muhajir serta kemuliannya, sedangkan di Tarim pada saat itu tidak kurang dari 300 mufti (ahli fikih).Tidak mengherankan jika pada saat itu, tepatnya mulai tahun 461 H. Tarim Al-Ganna yang subur , semakin semarak dan bersinar dengan cahaya ilmu , sehingga banyak berdatangan pelajar dari berbagai penjuru dunia ataupun orang yang sekedar berziarah memperoleh berkah. Sehingga muncul pengakuan dari berbagai pihak , Tarim dikenal sebagai tempat tinggal As-Sadatul A'lawiyin, diantaranya adalah : Ba'lawi, As-Segaf, Al-Idrus, As-Syatiri, Al-Atthas, Al-Muhdar, bin Hafidz, Al-Habsy, bin Smith dll.
Dikota nenek moyang wali sanga ini, terdapat pemakaman Zanbal. Makam ini adalah tempat dimana dimakamkan para Aulia Allah swt, dan orang soleh dari zurriyat Rasulullah SAW. Al-Imam Abdurrahman bin Muhammad As-Segaf mengatakan" bahwa di kota Tarim terdapat lebih dari 10 ribu wali. Jenazah yang dimaqamkan di Zanbal adalah para habaib, selain para habaib juga para masyayekh diantaranya Ba'udhan, BaKhamis.
Bangunan-bangunan dikota Tarim penuh dengan seni, yang lebih menghebohkan adalah, meraka membangun rumah tanpa menggunakan bahan-bahan layaknya sebuah bangunan yang kokoh, meraka cukup menggunakan bahan baku tanah liat dan kayu-kayu plus batu, namun dapat membentuk rumah sampai lantai lima. Dikota ini juga terdapat sebuah menara yang menjadi keajaiban dunia sebuah menara yang tingginya mencapai 45 m. Karena bahan bakunya hanyalah dari tanah. Tidak bisa dipungkiri bahwa keistemewaan inilah yang menjadi daya tarik bagi turis dari berbagai manca negara yang datang hampir tipa hari, yang berekreasi hanya sekedar melihat bangunan dikota Tarim atau mengadakan penelitian dalam bidang riset.



























B. ADAT PENDUDUK KOTA TARIM
1. Kegiatan Mingguan Di Tareem-Hadhramaut

SNO Hari Kegiatan Waktu Tempat

1


1
11
Jum’at

1. Pengajian Burdah Sesudah Sholat Subuh Mesjid Samping Rubat
2. Ziarah Umum Sebelum Isyraq (musim panas) sesudah Isyraq (musim dingin) dan sesudah Shalat Ashar (Bulan Ramadhan) Turbah Zambal
3. Hadrah Imam Abdullah Al-Haddad Sesudah Sholat Jum'at Kubah Hadra (dekat mesjid Ali Ba'alawi)
4. Siraman Rohani (Rohah) Sesudah Sholat Ashar Mesjid Surur
Mesjid Abdurrahman Assegaff
Madrasah Abdullah bin Syekh Al-Iderus
5. Pengajian umum Sesudah Sholat Magrib Rubath Tarim
22 Sabtu - Pengajian umum 07:30 / 08:00 – 08:30 Rubath Tarim
33 Ahad - Pengajian Subuh Zawiah Syekh Salim bin Fadl Ba Fadl


34 Senin 1. Pengajian Subuh Ruangan Habib Abdullah Al-Haddad Hawi
2. Pengajian Ihya 'Ulumuddin Pagi (sekitar jam 08:00) Kubah Habib Abdullah Al-Iderus Zambal
3. Siraman Rohani Siang (sekitar jam 02:00) Zawiah Syekh Ali As-Sakran
4. Maulid Nabi Sesudah Shalat Magrib Mesjid Surur
5. Siraman Rohani Setengah jam sesudah Sholat Isya Terminal (samping Mesjid Jami) Tarim

55

Selasa 1. Pengajian
Subuh Zawiah Syekh Salim bin Fadl Ba Fadl
2. Hadrah Basudan Sesudah Shalat Ashar Rumah Habib Abdurrahman Al-Masyhur
Kubah Habib Abu Bakar bin Abdullah Ba Syemileh
66
Rabu Pengajian umum 07:30 / 08:00 – 08:30 / 09:00 Rubat Tarim
Hadrah Assegaf Sesudah Sholat Isya Mesjid Abdurrahman As Segaf

77

Kamis 1. Pengajian Subuh Ruangan Habib Abdullah Al-Haddad Hawi
2. Pengajian Hadits Bukhari Pagi (sekitar jam) (07:30 / 08:00) Mesjid Ali Ba'alawi
3. Siraman Rohani Siang (sekitar jam 02:00) Zawiah Syekh Ali As Sakran
4. Maulid Nabi SAW Sesudah Sholat Magrib Mesjid Jami
Mesjid Surur
5. Hadrah Habib Abdullah Al-Haddad Sesudah Sholat Isya Mesjid Al-Fattah Hawi

** . hasil survei teman-teman Ikatan Pelajar Kalimantan Yaman 2007-2008

1. ACARA MINGGUAN :
1. Maulid: Minggu malam setelah shalat Magrib setiap akhir bulan tempat mesjid As Sakran
2. Hadrah: Selasa setelah shalat Asar setiap akhir bulan. Tempat mesjid Awwabin
3. Hadrah: hari minggu (sebelum shalat Dzuhur) setiap akhir bulan. Tempat Kubah Al-Habib Ahmad zein Al-Habsy Hauthah
4. Hadrah: hari minggu (setelah Shalat Isya) setiap akhir bulan. Tempat kubah al-Habib Ali Muhammad Al-Habsy.



2. ACARA PERBULAN :

Kegiatan kota Tarim perbulan akan dijelaskan dibawah ini:
1. Rabiul Awal
Sebagaiaman biasanya bahwa Rabiul awal adalah bulan mulia, lahirnya rasul penyelamat dunia. Penduduk kota Tarim selalu mengadakan peringatan maulid nabi besar Muhammad SAW.seperti : 12 Rabiul Awal mesjid Al Muhdhar ( setelah shalat Isyrak), mesjid Ba’alawi , Rubat Tarim dan mesjid Jami’
2. Rajab
Penduduk kota Tarim pada bulan Rajab ini mengadakan acara Isra’ dan Mi’raj Nabi besar Muhammad SAW. Seperti mesjid Ba’alawi dan Al-Muhdar.
3. Sa’ban
- Penduduk kota Tarim melaksanakan ziarah nabi Hud AS.
- (Ziarah Zanbal) dilaksanakan saetelah salat Asar pada tanggal 14 Sa’ban
- Acara malam nisfu Sa’ban. Dilaksanakan dimesjid Jami’ Tarim dengan pembacaan surah Yasin dilanjutkan dengan mauidzah( siraman rohani)

4. Ramadhan
Pada bulan Ramadhan kota Tarim akan terasa lebih hidup, karena pada bulan ini penduduk kota Tarim melaksanakan qiyamullail sampai menjelang salat subuh. Untuk salat sunat Taraweh, kita bisa melaksanakannya sampai lima kali dalam satu malam, berarti kita dapat salat sunat sebanyak seratus rakaat dalam satu malam karena salat sunat taraweh diTarim waktunya bergantian antara mesjid.
BEBERAPA “ADAT TARIM” DI BULAN RAMADHAN
Jadwal sholat Tarawih di sebagian mesjid kota Tarim dan sekitarnya

NO NAMA MESJID LOKASI WAKTU (WY)
01 Mesjid As-Shofa Majaf 19.40
02 Mesjid Jauhar Perempatan Pom Tarim 20.00
03 Mesjid Ar-Raudhoh Aidid 20.15
04 Mesjid As-Sakron Majaf 20.30
05 Mesjid Al-Kaff (Syeikh Baudhon) Aidid 20.30
06 Mesjid Al-Khamis Pasar 20.30
07 Mesjid Ba’ Buthoinah Pasar 20.45
08 Mesjid Ahlu Kisa (DM) Aidid 20.30
09 Mesjid Ba Ya`qub Majaf 21.00
10 Mesjid Al-Bir Aidid 21.00
11 Mesjid Alwi As-Samin Pasar 21.45
12 Mesjid Al-Hasho Pasar 21.00
13 Mesjid Maula Kheilah Samping Pasar 22.00
14 Mesjid Ba’alawi Samping Pasar 22.55
15 Mesjid Umar Al-Muhdhor Samping Pasar 24.00
16 Mesjid As-Seggaf Samping Pasar 24.30
17 Mesjid Syeikh Ali Abu Bakr As-Sakron Samping Pasar 01.00
18 Mesjid Jami` Tarim Pasar 01.30
19 Mesjid Al-Fath Hawi Al-Khairat 01.30
20 Mesjid Abdullah Al-Idrus Samping Pasar 02.00

NB :.Perubahan jadwal waktu sholat tarawih biasanya terjadi pada malam khatam.
B. Jadwal khataman sebagian mesjid di kota Tarim dan sekitarnya
NO TANGGAL NAMA MESJID LOKASI
01 07 Ramadhon 1. Kubah Al-Adni Damun
2.Mesjid Syihabuddin Hishn al-Faluqoh
02 09 Ramadhon 1.Mesjid Hasan Khoilah
2.Mesjid Guwaidhoh Fujair
03 11 Ramadhon 1.Mesjid Dahman Nuwaidiroh
2.Mesjid Nur Aidid
3.Mesjid Hasho Pasar
4.Mesjid Syeikh Damun
04 13 Ramadhon 1.Mesjid Aidid Nuwaidiroh
2.Mesjid Masyhur Damun
3.Mesjid Qusaimi Khulaif
4.Mesjid Alwi Rouqoh
05 15 Ramadhon 1.Mesjid Maula Aidid Aidid
2.Mesjid Ba Ya`qub Majaf
3.Mesjid Al-Habudzi Pasar
4.Mesjid Ba Zaghoifan Nuwaidiroh
5.Musholla Al-Jabbanah Khulaif
6.Mesjid Ba Jalhaban Dekat Kubah
7.Mesjid Syihabuddin Fujair
06 17 Ramadhon 1.Mesjid Surur Nuwaidiroh
2.Mesjid Abror Suhail
3.Mesjid A`syiq Samping Pasar
4.Mesjid As-Shofa Majaf
5.Mesjid Ba Humaid Majaf
6.Mesjid Ba Buthoinah Samping Pasar
7.Mesjid Duwailah Khulaif
8.Mesjid Al-Haddad Muhaidziroh
9.Mesjid Zein bin Shodiq Romlah
10.Mesjid Ahlu Kisa (DM) Aidid
07 19 Ramadhon 1.Mesjid Syihabuddin Nuwaidiroh
2.Mesjid Ba Harmy Khulaif
3.Mesjid Ba Rasyid Khulaif
4.Mesjid Jamal Khulaif
5.Mesjid Ahmad Aidid
6.Mesjid Al-Kaff Suhail
7.Mesjid Bal-Faqih Rudhoimah
8.Mesjid As-Sakron Damun
08 21 Ramadhon 1.Mesjid Abdurrahamn As-Seqqaf Samping Pasar
2.Mesjid Abu Bakar As-Sakron Majaf
3.Mesjid Hasan As-Seqqaf Khulaif
4.Mesjid Ribath Rudhoimah
5.Mesjid Zahir Nuwaidiroh
6.Mesjid Zuhroh Nuwaidiroh
09 23 Ramadhon 1.Mesjid Awwabin Nuwaidiroh
2.Mesjid As-Suwaileh Ba Harun Nuwaidiroh
3.Mesjid Abdullah Al-Idrus Samping Pasar
4.Mesjid As-Syahid Ahmad bin Faqih Suhail
5.Mesjid Wi`al Khulaif
6.Mesjid Al-Habsyi Pasar
7.Mesjid Mudaihaj Pasar
8.Mesjid Azizah Pasar
9.Mesjid Zein bin Abid Pasar
10.Mesjid Syihabuddin Damun
10 25 Ramadhon 1.Mesjid Syeikh Ali Abu Bakr As-Sakron Samping Pasar
2.Mesjid Ba Jarasy Samping Pasar
3.Mesjid Broom Samping Pasar
4.Mesjid Maqolid Samping Pasar
5.Mesjid As-Seqqaf Al-Izro Samping Pasar
6.Mesjid Alwi As-Samin Samping Pasar
7.Mesjid Ba Hablil Nuwaidiroh
8.Mesjid Khirid Khulaif
9.Mesjid Husein Maula Khoilah Rudhoimah
10.Mesjid Darwisy Suhail
11.Mesjid Jarjis Suhail
12.Mesjid Al-Qubbah Aidid
13.Mesjid As-Shulthon Khulaif
14.Mesjid Ar-Raudhoh Aidid
11 27 Ramadhon 1.Mesjid Ba ‘Alawi (Bani Ahmad) Samp. Pasar
2.Mesjid Al-Hujairoh Samp.Muhdhor
3.Mesjid Jami` Samping Pasar
4.Mesjid Ba Syamileh Rudhoimah
5.Mesjid Jamalullail Rudhoimah
6.Mesjid Fadhl Rudhoimah
7.Mesjid Fadhl Ba Maqoshir Pasar
12 29 Ramadhon 1.Mesjid Syeikh Umar Al-Muhdhor Samping Pasar
2.Mesjid Husein bin Abdullah Al-Idrus Rudhoimah
3.Mesjid Fath (Imam Al-Haddad) Hawi al-Khairat
4.Mesjid Ba Faqih Nuwaidiroh
5.Mesjid Suwaih Khulaif
6.Mesjid Nafi` Khulaif
Untuk khataman setiap empat hari sekali biasanya dilaksanakan di beberapa mesjid seperti Mesjid Ba‘alawi, Mesjid As-Seqqaf, Mesjid Al-Muhdhor, Mesjid Wi`al,dsb. Adapun Hadroh As-Seqqaf yang biasanya dilaksanakan di Mesjid As-Seqgaf setiap malam Senin dan Kamis, demikian juga Hadroh Al-Haddad di Hawi tetap berjalan sebagaimana biasa dengan perpindahan waktu.

C. Rauhah
NO WAKTU TEMPAT KETERANGAN
01 09 Ramadhon Maqom Imam Al-Haddad
02 16 Ramadhon Rumah Hbb Alwi bin Abdullah bin Syeikh bin Syihabuddin
03 Ba`da Ashar Mesjid Al-Mas, Nuwaidiroh Hbb.Abdullah bin Syihab
Mesjid Jami` Tarim Hbb.Salim As-Syatiri
Mesjid Ahlu Kisa (DM) – Aidid Hbb.Umar bin Hafidz
04 Ba`da Dzuhur Mesjid Jami`Tarim Hbb.Salim As-Syatiri

D. Ziarah
Ziarah Turbah Ahli Basyar - yang sering kita sebut dengan Zanbal - pada bulan Ramadhon ini dilaksanakan setiap hari Jumat setelah kultum ba’da Asar di Mesjid Jami` Tarim.

Ziarah kota Inat - tempat Imam Syeikh Abu Bakar bin Salim Ba‘alawi - dilaksanakan pada hari Jum’at minggu terakhir dari bulan ini,yang diisi dengan sholat Jumat berjamaah di mesjid Beliau, kemudian diteruskan dengan sholat Qodho Fardhu Lima waktu berjamaah dan muhadharoh. Setelah Asar diadakan Hadroh Syeikh Abu Bakar. Di kota tersebut terdapat mesjid, rumah, ma`bad, kubah dan beberapa peninggalan Beliau yang lainnya.
5.Bulan Syawwal
Penduduk kota Tarim pada bulan Syawal ini melaksanakn puasa Syawal selama 6 hari, setelah selesai puasa selama 6 hari mereka mengadakan acara awadan (Silaturrahmi) antara penduduk kota Tarim. Biasanya dilaksanakan dirumah Munsib (pimpinan kabilah)



DAFTAR KEGIATAN KOTA TARIM PADA BULAN SYAWAL
NO TANGGAL KEGIATAN TEMPAT
1 01 Syawal
(pagi hari) 1.Sholat Ied berjamaah Musholla Al-Jabbanah-Khulaif
2.Mushofahah
3.Tartib Al-Fatihah, zikir dan doa kepada Ahlu Basyar
2 02 – 07 Syawal Puasa Syawal -
3 05 Syawal
(ba’da Isya) Khataman Mesjid Syeikh Husein bin Abdullah Al-Idrus-Rudhoimah
4 06 Syawal
(ba`da Isya) Khataman Mesjid Ali Ba ‘Alawi
5 07 Syawal
(ba’da Isya) Khataman 1.Mesjid Abdurrahman As-Seqqaf
2.Mesjid Syeikh Ali bin Abu Bakr As-Sakron
3.Mesjid Awwabin
6 08 Syawal
(pagi hari) ‘Awad 1.Aal Al-Haddad, Hawi
2.Aal Bal Faqih, Nuwaidiroh
3.Aal Bin Syihabuddin, Nuwaidiroh
4.Aal Abdullah bin Syeikh Al-Idrus, Suhail
7 08 Syawal
(ba`da Isya) Khataman Mesjid Umar Al-Muhdhor
8 09 Syawal (ba`da Isyroq) ‘Awad 1.Aal Al-Hamid,rumah Munsib Ba'alawi
2.Aal As-Syatiri,depan Mesjid Ba Buthoinah,Rubat
3.Aal Al-Masyhur,rumah Hbb Ali Masyhur
4.Aal Al-Kaff,samping pasar
9 09 Syawal (ba’da Isya) Khatam Mesjid Suwaih,Khulaif
10 10 Syawal (pagi hari) ‘Awad 1.Aal Ba Harmy
11 10 Syawal (ba’da Isya) Khatam Mesjid Wi’al,Khulaif

Sumber:-Kitab “Adat Tarim” karya Habib Ahmad bin Syihabuddin (referensi utama)
-Survei beberapa ikhwan.
NB : Mohon maaf atas segala kesalahan, kekhilafan dan kekurangan.Wa Allahu A’lam.


C. LEMBAGA PENDIDIKAN KOTA TARIM
1. RUBAT TARIM


Berdirinya Rubath Tarim merupakan hasil Pertemuan para ulama Tarim dari keluarga A-Haddad, As-Sirri, Al-Junaid dan Al-Arfan untuk mendirikan sebuah Rubath (ma’had) yang kemudian dinamakan “RUBATH TARIM”. Persyaratan bagi calon pelajar juga dibahas pada kala itu, kriteria utama antara lain: calon santri adalah penganut salah satu mazhab dari empat mazhab fiqh (Maliki, Hanafi, Syafi’i, dan Hambali) dan dalam aqidah bermazhab Asy’ariyah (mazhab Imam Abi Hasan Al-Asy’ari)

Habib Salim bin Abdullah As-Syatiri
Setelah membuat kesepakatan diatas dimulailah pembangunan Rubath Tarim. Untuk keperluan ini, Habib Ahmad bin Umar As-Syatiri (wafat di Tarim tahun 1306 H) mewakafkam rumah beliau (dar muhsin) dan pekarangannya yang berada disebelah pasar di halaman mesjid Jami’ Tarim dan mesjid Babthoinah (sekarang mesjid Rubath Tarim). Wakaf juga datang dari Al-Allamah Al-Muhaddits Muhammad bin Salim As-Sirri (lahir di Singapura 1264 H, dan wafat di Tarim 1346 H)
Habib Salim bin Abdullah As-Syatiri (pengasuh Rubath Tarim sekarang) menambahkan bahwa pedagang-pedagang dari keluarga Al-Arfan juga mewakafkan tanah yang mereka beli di bagian timur, mereka kemudian dijuluki tujjaru ad-dunya wa al-akhirah (pedagang dunia dan akhirat). Datang juga sumbangan melalui wakaf rumah, kebun, dan tanah milik keluarga-keluarga habaib di luar Yaman, seperti Indonesia, Singapura, dan Bombosa Afrika.
Akhirnya selesailah pembangunan Rubath Tarim di bulan Dzulhijjah tahun 1304 H dan secara resmi dibuka pada 14 Muharram 1305 H, keluarga Al-Attash tercatat sebagai santri pertama yang belajar di Rubath Tarim kemudian datang keluarga Al-Habsyi begitu selanjutnya berdatangan para pelajar, baik dari Hadramaut sendiri maupun dari luar Hadramaut bahkan dari luar negeri Yaman. Habib Ahmad bin Hasan Al-Attash berkata: “perealisasian pembangunan Rubath Tarim ini tidak lain adalah niat semua salafusshalihin alawiyiin, hal ini terbukti dengan manfaatnya yang besar serta meluas mulai dari bagian Timur bumi dan Barat”.


Pengasuh
 Pengasuh I
Mufti Diyar Hadramiyah Sayyidina Al-Imam Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Masyhur (pengarang kitab Bugyatul Mustarsyidin), beliau lahir di Tarim tahun 1250 H. Beliau mengasuh Rubath Tarim hingga tahun 1320 H, dengan di bantu ulama-ulama lain yang ada pada masa itu, seperti Al-Allamah Syekh Ahmad bin Abdullah Al-Bakri Al-Khatib (1257-1331 H), Al-Allamah An-Nahrir Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Masyhur (1263-1341), Al-faqih Al-Qadhi Husein bin Ahmad bin Muhammad Al-kaff (pejabat qadhi di Tarim selama dua kali, wafat 1333 H), Al-Allamah As-Sayyid Hasan bin Alwi bin Sihab, Al-Allamah Syekh Abu Bakar bin Ahmad Al-Bakri Al-Khatib (1286-1356). Para mudarris inilah yang mengajar di Rubath Tarim sejak pertama kali dibuka pada tahun 1305 hingga tahun 1314 H.
 Pengasuh II

Al-Allamah Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Masyhur (lahir di Tarim tahun 1274 H), mudarris di zawiyah Syekh Ali bin Abu Bakar bin Abdurrahman As-Segaf. Beliau mengasuh Rubath Tarim sejak wafatnya sang ayah (Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Masyhur) pada tahun 1320 H dan terus berlangsung hingga tahun 1344 H ketika beliau berpulang kerahmatullah pada tahun itu pada tanggal 9 Syawal.
 Pengasuh III

Al-Habib Abdullah bin Umar As-Syatiri RA (lahir di Tarim bulan Ramadhan tahun 1290 H), yang kemudian diberi mandat oleh pemuka kota Tarim untuk menjadi pengasuh ketiga yang semula menjadi wakil Habib Ali bin Abdurrahman Al-Masyhur sejak tahun 1341 H jika beliau berhalangan mengajar dan telah menjadi mudarris di Rubath Tarim sejak datang dari Mekkah pada tahun 1314 H. Pada mulanya beliau belajar di kota kelahiran kepada para masyayikh di sana terutama kepada Habib Abdurrahman Al-Masyhur, Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Masyhur dan Habib Ahmad bin Muhammad Al-Kaff. Kemudian beliau pindah ke Seiwun (25 KM sebelah barat laut kota Tarim) dan belajar di Rubath Habib Ali bin Muhammad bin Husien Al-Habsyi selama kurang lebih empat bulan, juga kepada Habib Muhammad bin Hamid As-Segaff, dan saudara beliau Umar bin Hamid As-Segaf, serta Habib Abdullah bin Muhsin As-Segaf.

Pada waktu berumur 20 tahun (tahun 1310 H), beliau pergi ke Mekkah bersama orang tua beliau Habib Umar As-Syatiri, untuk menunaikan ibadah haji dan ziarah kepada Rasulullah SAW. Setelah selesai menunaikan ibadah haji, beliau meminta izin kepada ayah beliau untuk tinggal di Mekkah guna menuntut ilmu. Dan tercatat sejak tanggal 15 Muharram 1211 H hingga 15 Dzulhijjah 1313 H beliau belajar pada ulama-ulama di kota suci itu, diantaranya kepada Syekh Al-Allamah Umar bin Abu Bakar Ba Junaid, Syekh Al-Allamah Muhammad bin Said Babsheil, Habib Husein bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi (saudara Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, Seiwun), Habib Ahmad bin Hasan Al-Attash, dan Al-Faqih Al-Abid Abu Bakar bin Muhammad Syatho (pengarang kitab hasyiyah I’anatu At-Thalibin ‘ala fathi Al-mu’in).
Konon ilmu nahwu sangat sulit bagi beliau, sampai beliau berujar (sebagaimana yang dituturkan putera beliau Habib Salim bin Abdullah As-Syatiri):”…..dulu saya punya kitab kafrawi syarah al-jurumiah yang penuh dengan air mata….. “ kerena sulitnya ilmu itu bagi beliau. Namun kemudian Allah SWT menganugerahi beliau ke-futuh-an.”….tatkala saya berada di Mekkah, semua risalah yang datang, saya taruh dibawah tempat tidur, saya berdo’a di Multazam agar Allah SWT membukakan bagi saya ilmu yang bermanfaat, dan agar ilmu saya menyebar di bumi barat dan timur, maka acap kali saya berdo’a dengan do’a ini, terlintas dalam benak, bahwa saya akan menjadi musafir yang pindah dari satu negeri ke negeri yang lain untuk mengajar umat akan tetapi berapa lama umur manusia untuk semua itu ?…”. Maka Allah SWT mengabulkan do’a beliau, Allah SWT memudahkan pelajar Rubath, sehingga datang kesana para penuntut ilmu dari penjuru dunia, mereka menjadi ulama, dan menyebarkan ilmu mereka masing-masing maka menyebarlah ilmu beliau (Habib Abdullah bin Umar As-Syatiri) di timur dan barat.
Sayyid Muhammad bin Salim bin Hafidz (salah seorang murid beliau) berujar:”……..Habib Abdullah bercerita kepada kami bahwa lama tidur beliau kala itu (selama balajar di Mekkah) tidak lebih dari 2 jam saja setiap harinya, beliau belajar kepada guru-gurunya sebanyak 13 mata pelajaran pada siang dan malam, serta menelaah kembali semua pelajaran itu (tiap hari)……”.
Selama kurang lebih lima puluh tahun beliau mengajar di Rubath Tarim (1314-1361 H) selama itu hanya enam jam beliau berada di rumah, sedangkan delapan belas jam dari dua puluh empat jam tiap hari, beliau berada di Rubath Tarim untuk mengajar dan memimpin halaqah-halaqah ilmiah, jumlah murid yang telah belajar di Rubath Tarim tak dapat diketahui secara pasti jumlahnya. Dalam biografi Habib Muhammad bin Abdullah Al-Hadar (salah seorang murid di Rubath Tarim) menyebutkan bahwa lebih dari 13.000 alim telah keluar dari Rubath Tarim Dibawah asuhan Habib Abdullah bin Umar As-Syatiri

 Pengasuh IV
Al-Habib Hasan bin Abdullah bin Umar As-Syatiri.


 Pengasuh V
Al-Habib Salim bin Abdullah bin Umar As-Syatiri (pengasuh sekarang)
Luas Bangunan
Saat ini, bangunan Rubath Tarim yang luasnya sekitar 500 m persegi ini menampung pelajar dari berbagai belahan dunia terutama pelajar Indonesia yang hampir mendominasi warga Rubath Tarim.
Sistem Belajar
Sejak berdiri hingga sekarang (kurang lebih 121 tahun) pengajian di Rubath Tarim dilaksanakan dengan sistem halaqah yang dibimbing oleh para masyayikh. Klasifikasi ini disesuaikan dengan tingkatan masing-masing pelajar. Tiap halaqah mengkaji berbagai fan keilmuan tak kurang dari sepuluh halaqah sejak pagi hingga malam mengkaji ilmu-ilmu agama dan diikuti oleh para pelajar dengan disiplin dan khidmat.Kitab-Kitab Yang Dipelajari
Adapun kitab-kitab yang dikaji pada tiap halaqah disesuaikan dengan kemampuan (semacam tingkatan kelas), antara lain:
 Umdah
 Fathul mu’in
 Minhajut thalibin dan sarahnya
 Nahwu
 Fawaid sugra dan kubra
 Matan Al-jurumiah
 Al-fushul Al fikriah Fiqh
 Ar risalatul Al jamiah
 Safinatun Najah
 Mukhtasar Shagir
 Mukhtasar Kabir
 Abi Suja’
 Fathul Qarib
 Zubad
 Mutammimah
 Qatrun Nada
 Syudzuru dzahab
 Alfiah Ibnu Malik
 Zawaid (tambahan) Alfiah Ibnu Malik
Setelah menamatkan kitab-kitab diatas para pelajar melanjutkan pada materi-materi lain, seperti Hadits, Tafsir, Usul fiqh
Waktu Belajar
Para pengurus Rubath Tarim memperhatikan semua aktifitas pelajar dengan secara cermat. Jadwal rutinitas keseharian para pelajar dimulai sejak sebelum shalat subuh dengan melaksanakan shalat tahajud, dilanjutkan shalat subuh berjamaah dimesjid Babthoin, disertai pembacaan aurad.

Baru kira-kira pukul 05.00 s.d 07.00 pagi, digelar pengajian nahwu atau lebih akrab disebut dars nahwu. Setelah itu para pelajar dipersilahkan makan pagi. Pada jam 07.30 dilaksanakan mudzakarah tiap halaqah selama sekitar setengah jam untuk persiapan pengajian yang akan di pelajari bersama masyayikh yaitu hafalan matan sampai pukul 09.00.
Selam tiga jam berikutnya adalah waktu istirahat hingga Dzuhur, setelah menunaikan shalat Dzuhur diadakan hizb (tadarus) Al-Qur’an selama setengah jam. Setelah itu para pelajar dianjurkan tidur siang untuk persiapan mengaji pada sore hari.
Pada pukul 15.00 setelah shalat Ashar berjamaah, semua pelajar mengaji tiap halaqah sampai pukul 17.00, setelah shalat magrib dilanjutkan dengan hizb (tadarus) Al-Qur’an dan pengajian halaqah sampai pukul 20.15. Setelah makan malam para pelajar diharuskan mengikuti halaqah selama setengah jam untuk persiapan pelajaran pagi.
Sebagian Staf Pengajar
1. Al-Habib Salim bin Abdullah bin Umar As-Syatiri
2. Syekh Abu Bakar Muhammad Balfaqih
3. Syekh Umar Abdurrahman Al-Atthas
4. Syekh Abdullah Abdurrahman Al-Muhdhar
5. Syekh Muhammad Ali Al-Khatib
6. Syekh Muhammad Ali Ba'udhan
7. Syekh Abdullah Umar bin Smith
8. Syekh Abdurrahman Muhammad Al-Muhdhar
9. Syekh Hasan Muhsin Al-Hamid
10. Syekh Abdullah Shaleh Ba’bud
11. Syekh Muhammad Al-Haddad
12. Syekh Abdullah Umar Bal Faqih

Selain para masyayikh diatas, para senior juga diwajibkan membimbing halaqah tingkat bawahnya.
Fasilitas-Fasilitas
 50 kamar
 Wartel
 Toserba
 Perpustakaan

- Untuk keterangan lebih lanjut bisa menghubungi :
Al-Habib Abdurrahman bin Syekh Al-Atthas P.T. Barfo Mahdi
Jl. Asem Baris Raya, No: 3 - Kebun Baru – Tebet – Jakarta
Telp: - Kantor: (0062)(21)8303762830244 ." Rumah: (0062)(21)8354445
Penutup

Sebagian ulama Yaman yang telah belajar di Rubath Tarim, juga yang berasal dari luar negeri, antara lain:
 Al-Imam Syaikhul Islam Al-Habib Muhammad bin Abdullah Al-Haddar (1340-1418 H), mufti propinsi Baidha, Yaman dan pendiri Rubath Al-Haddar lil ulumus Syariat.
 Al-Allamah Habib Hasan bin Ismail bin Syekh, pendiri Rubath Inat Hadramaut.
 Al-Allamah Al-Habr, pejabat qadhi as-syar’i Baidha, Habib Muhammad bin Husien Al-Baidhawi.
 Al-Habib Abdullah bin Abdurrahman bin Syekh Abu Bakar bin Salim, pendiri Rubath Syihr.
 Al-Habib Husein Al-Haddar, ulama besar kelahiran Indonesia dan meninggal di Mukalla Hadramaut.
 Al-Habib Muhammad bin Salim Bin Hafidz bin Syekh Abu Bakar bin Salim, pengarang dari berbagai kitab figh dan faraid ayah dari Al-Habib Ali Masyhur bin Hafidz dan Al-Habib Umar bin Hafidz pendiri ma’had Dar Al-Musthafa Tarim Hadramaut.
 Al-Habib Al-Wara’ As-Shufi Ahmad bin Umar As-Syatiri, pengarang kitab Yakutun nafis, Nailurraja’ syarah Safinatun naja’ dan sebagainya.
 Al-Habib Muhammad bin Ahmad As-Syatiri, pengarang kitab Syarah yakutun nafis, Mandzuma Al-Yawaqit fifanni Al-Mawaqit (ilmu falaq), kitab Al-Fhatawa Al-Muassyirah dan sebagainya.
 Al-Allamah Syekh Muhammad bin Salim Al-Baihani, pendiri ma’had Al’ilmi, Aden.
 Al-Allamah Habib Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, Jakarta, Indonesia.
 Al-Wajih An-Nabil Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Balfaqih (wafat tahun 1381 H), pengasuh ma’had Darul Hadits Al-Faqihiyyah, Malang, Indonesia.
 Al-Faqih An-Nabil pejabat qadhi as-syar’i Banjarmasin Syekh Ahmad Said Ba Abdah.
 Habib Abdullah Al-Kaff, Tegal, Indonesia.
 Habib Ahmad bin Ali Al-Attash, pekalongan.
 Habib Abdurrahman bin Syekh Al-Attas, Jakarata.
 Habib Abdullah Syami Al-Attas, Jakarta.
 Syekh Al-Allamah Umar Khatib, Singapura.
 Habib ‘Awad Ba’alawi, sesepuh ulama Singapura.
 Syekh Abdurrahman bin Yahya, qadhi Kelantan, Malaysia.
 Sayyid Al-Muhafidz Al-Majid Al-Adib Hamid bin Muhammad bin Salim bin Alwi As-Sirri, pengajar di Rubath Tarim dan Jam’iyatul Al-Haq di kota yang sama, kemudian pindah dan mengajar di Malang, Indonesia.
 Habib Alwi bin Thohir Al-Haddad, Mufti Johor, Malaysia.

Dan banyak lagi para ulama yang telah belajar di Rubath Tarim ini, yang tak mungkin disebutkan nama-nama mereka yang mencapai ribuan. Habib Alwi bin Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhar di Indonesia, berujar:”…tak kutemukan satu daerah atau pulau di Indonesia yang saya masuki, kecuali saya dapati orang orang yang menyebarkan ilmu disana adalah alumni Rubath Tarim ini atau orang yang belajar kepada orang yang telah belajar disini…”.
Habib Musthafa bin Ahmad Al-Muhdhar menulis pada sebagian surat beliau kepada ahli Tarim:”….Ilmu As-Syatiri (Habib Abdullah bin Umar As-Syatiri) teruji dengan penyebarannya menyebar kesegala penjuru, dari daerah yang satu kedaerah yang lain, menyebar ke Hindia, China, negara-negara Arab, Somalia, Malaibar, dan sebagainya….”.
Sayyid Muhammad bin Salim bin Hafidz menambahkan:”…..(Habib Abdullah As-Syatiri) berhak mengatakan jika beliau mau sebagaimana yang dikatakan Imam Abi Ishaq As-Syairozi tatkala memasuki Khurasan,”tak aku dapati disatu kota pun dari kota-kota disana, Qadhi atau Alim kecuali dia adalah muridku atau murid dari muridku……..”
Demikian lah sekelumit sejarah Rubath Tarim yang panjang dan agung, yang telah belajar disana beribu-ribu ulama, al-allamah, faqih, mufti, qadhi, syair bahkan para aulia Allah SWT. Dan saat ini Rubath Tarim telah memasuki usia yang ke-121 tahun, ratusan pelajar dari Yaman, Indonesia, Malaysia, Singapura, Tanzania, Afrika, dan sebagainya tengah menimba ilmu di sana, di bawah asuhan Al-Allamah Habib Salim bin Abdullah As-Syatiri.








2. DAR AL-MUSTHAFA
Latar Belakang
Salah satu sebab berdirinya Dar Al-Musthafa dikarenakan banyaknya pelajar yang datang dari berbagai daerah dari negeri Yaman dan juga luar Yaman. Mereka belajar dan menuntut ilmu-ilmu syari’at di sisi Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Syekh Abu Bakar bin Salim di kota Tarim Al-Ghanna, Sebelum di bangun Dar Al-Musthafa pelajar tinggal di Rubath Al-Musthafa yang berada di kota Syihr lalu mereka pindah ke kota Tarim dan tinggal di kamar-kamar mesjid At-Taqwa dan rumah Assana serta tempat mereka belajar di mesjid Maula Aidied di Tarim, ketika selesai pembangunan Dar Al-Musthafa mereka pindah ke bangunan yang baru yang telah diresmikan pada bulan Muharam tahun 1417 H.
Dar Al-Musthafa adalah tempat berkumpul dan bertemunya para pelajar pelajar yang datang dari berbagai penjuru dunia, baik itu dari Yaman, Zajirah Arabia, Afrika, Inggris, Amerika, Asia Timur, Thailan, Singapura, Malaysia dan Indonesia.
Pelajar yang pertama tama datang ke Dar Al-Musthafa adalah pelajar dari Indonesia, mereka berjumlah sekitar tiga puluh orang pada tahun 1416 hijriah. Itu di sebabkan kunjungan pertama Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz ke Indonesia pada tahun 1414 hijriah, kunjungan ini dilaksanakan kerena melaksanakan perintah guru beliau Al-habib Abdul Qadir bin Ahmad As Segaff dan Al-Habib Muhammad bin Abdullah Al-Haddar.
Nama Lembaga
Dar Al-Musthafa Lembaga Pendidikan Islamiyah.
Pendiri

 Al Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz.



 Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz.
Tahun Berdiri
Dimulai pembangunan Dar Al-Musthafa pada bulan Syawal tahun 1410 H dan peresmian pertama pada hari Selasa Tanggal 29 Dzulhijjah 1411 H bertepatan hari wafat Al-Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Abu Bakar bin Salim, dan peresmian kedua pada bulan Muharram 1417 H.
Tujuan Didirikannya
Tidaklah dibangun perguruan ini kecuali untuk mencetak ulama ulama yang kuat pada ilmu dan beradab dengan adab nubuwwah, dan memikul beban umat dengan mengajak mereka kejalan Allah SWT dan memberikan manfaat kepada mereka dan menyelamatkan mereka dari kegelapan, kebodohan kecahaya ilmu dan menguatkan keimanan mereka dan mengikat mereka dengan sunnah sunnah Nabi SAW.
Asas Asas ada 3 bagian
1. Penguasaan ilmu ilmu Islam secara murni.
2. Pembersihan jiwa dan pemurnian akhlak.
3. Dakwah.
Program Program
Untuk mencapai sasaran dan menghasilkan hasil yang memuaskan Dar Al-Musthafa membuat program program pada tiap tiap tujuan :
1. Ilmu
Pelajar diberi dua pilihan :
A. Belajar kitab kitab yang sudah ditetapkan di Dar Al-Musthafa.
B. Menghafal Al Quran disertai dengan belajar fiqh dan nahwu.

2. Suluk
Dianjurkan bagi tiap pelajar meresapi dan mengamalkan dasar dasar suluk :
A. Pembersihan diri dari sifat sifat tercela.
B. Mempunyai perhatian dengan sunnah-sunnah dan adab nabi SAW.
C. Beradab dengan pergaulan sesama makhluk.
Selalu melazimi petunjuk dan nasihat nasihat. Dalam hal ini Al Habib Umar bin Hafidz mengumpulkan untuk santri santrinya adzkar dan aurad dalam satu kitab yang diberi nama “Khulasah Al Madad Annabawi”, yang mana dianjurkan kepada para santri santrinya untuk membacanya pada waktu waktu yang sudah ditentukan.
3. Dakwah
Pihak pengurus membuat satu jadwal bagi para santri yang punya kemauan dalam dakwah, seperti : keluar dakwah mingguan setiap hari Kamis sampai hari Jum’at, keluar dakwah tahunan selama 40 hari, ini bagi para santri yang membaca kitab ‘Umdatus salik dan menziarahi para ulama, tempat tempat bersejarah, mesjid mesjid dan maqam maqam para aulia yang ada di Hadhramaut. Dan ada juga dakwah dilingkungan Dar Al-Musthafa seperti pertemuan santri santri yang berasal dari satu daerah.
Waktu Belajar :
Pelajaran dimulai setelah shalat subuh sampai jam 08.30 pagi, diajarkan tiga mata pelajaran. Tiap-tiap satu mata pelajaran memakan waktu 45 menit. Kemudian pelajaran diteruskan setelah shalat Dzuhur, diajarkan satu mata pelajaran. Kemudian pelajaran diteruskan kembali setelah shalat maghrib satu mata pelajaran dan setelah shalat Isya setoran hafalan.
Kitab kitab yang dipelajari.
 Fiqh
 Risalatul Jami’ah
 Safinatun Najah
 Muqaddimatul Hadhramiyah
 Matan Abi Syuja’
 Yakut An Nafis
 Umdatus Salikin
 Aqidah
 Aqidatul Awam
 Al Aqidah (karangan Imam Haddad)
 Durus Tauhid
 Jauhar Tauhid

 Nahwu
 Matan Asas
 Al Jurumiyah
 Mutammimah Al jurumiyah
 Qatrun Nida
 Hadits
 Mukhtar Al ahadits
 Arba’in Nawawiyah
 Nurul Iman
 Mukhtar Riyadushhalihin

Metode pengajaran adalah sistem halaqah.
Setelah pelajar meyelesaikan kitab kitab diatas, pelajar diberi pilihan untuk masuk jurusan (takhasus), penjurusannya sebagai berikut :
1. Al Quran dan ilmunya
2. Al Hadits dan ilmunya
3. Sirah
4. Lughah arabiyah
5. Fiqh dan ushulnya
Dan juga Dar Al Musthafa mengadakan pesantren kilat pada masa liburan musim panas untuk para mahasiswa mahasiswa, pegawai dan guru guru selama 40 hari, dan juga mengadakan pesantren kilat untuk para kiai selama tiga bulan.
Sarana dan Fasilitas fasilitas
Asrama bagi para santri, setiap kamar dilengkapi dengan AC, kipas angin, lemari, meja belajar dan ranjang.
-Toserba -Ruang makan
-Toko buku -Money changer
-Warnet -Wartel
- Terevel umrah dan haji -Klinik
-Perpustakaan -Stasiun radio
-Transportasi sebanyak 4 bis

SYARAT SYARAT QABUL:
• Minimum berusia 15 tahun
• Mendapat izin dari orang tua/wali murid
• Bisa menulis, berbicara dan membaca bahasa arab
• Hapal sebagian surah Al-qur’an
• Harus aktif mengikuti pelajaran di Dar Al-Musthafa secara kontiniu dalam menyelesaikan studinya
• Dalam waktu 2-4 tahun bersedia tidak pulang kecuali ada suatu hal yang memungkinkan untuk pulang
• Berniat didalam hatinya setelah keluar dari Dar Al-Mushtafa akan aktif dalam khidmah Islam dan muslim dan dakwah kejalan Allah SWT
• Kedatangan calon santri lewat komisi yang sudah ditunjuk oleh pengurus Dar Al-Musthafa dimasing-masing daerah

Alamat
 Dar Al-Musthafa–Rebublic Of Yemen–Hadramout–Tarim-Aideed P.O.Box: 58049
 Tel Management : (00967)(5)417880-Fax: (00967)(5)417883
 Tel Dar Al-Musyhafa : (00967)(5)417888-Fax: (00967)(5)417886
 Web Side : www.daralmustafa.com
 Perwakilan di Indonesia:
 Kantor pusat komisi dibawah pimpinan Alhabib Ali Al-Haddad, beralamatkan: Jl.Raya condet depan maqam hawi, Jakarta Timur HP : (0062)8159616099

 Kalimantan Selatan :
- Alhabib Ali Hasan Al-Kaff, beralamatkan: JL.HasanuddinHM/
P.Samudera. No:12/4, Rt15, Banjarmasin P.O.Box:70111
Tel/Fax : (0062)(511)58472 Hp : (0062)8152119158
Email : daarmusthofa-bjm@telkom.net
- Ustadz Shalahuddin (Majelis Annur) Jl. Sekumpul Sungai Kacang Martapura. Hp (0062)8164537517
- Ustadz Mulkani Hp : (0062)8125014527











3. UNIVERSITAS Al-AHGAFF
Universitas Al-Ahgaff didirikan oleh Al Habib Mahfudz bin Abdullah Al-Haddad dan resmi berdiri serta mulai membuka proses pendidikannya setelah mendapatkan izin resmi dari pemerintah Yaman melalui ketetapan menteri pendidikan Yaman nomor : 5 tahun 1994. Dan telah terdaftar sebagai anggota persatuan universitas Arab (Ittihad Al jami’at Al Arabiyyah)


(AL-HABIB ABDULLAH BAHARUN)
Pimpinan Universitas Al-Ahgaff (sekarang )
Tujuan Pendirian
Berawal dari sebuah keinginan untuk bisa menyediakan sarana pendidikan yang bonafid dan berkualitas pada masyarakat muslim dunia, pendidikan yang mampu mencetak kader insan yang mumpuni dalam segala aspek kehidupan dan menanamkan ruh Islami serta akidah yang benar dalam pribadi pelajarnya.


Letak Geografis
Universitas Al-Ahgaff berpusat dikota Mukalla ibu kota propinsi Hadhramaut Republik Yaman. Segenap komponen yang dimiliki oleh Al-Ahgaff, seperti fakultas-fakultasnya, language center atau sekolah persiapan bagi mahasiswa baru, dan gedung rektor sebagai pengendali utama kebijakan-kebijakannya semua berada di kota yang berada diujung semenanjung Arab ini. Hanya fakultas Syari’ah walqanun saja yang berada di kota Tarim, hal ini sengaja dilakukan guna terwujudnya pendidikan syari’ah yang tidak berpusat di bangku sekolah belaka, tetapi perlu adanya pengkombinasian metode pendidikan melalui bi’ah (lingkungan), mengingat kota Tarim terkenal sebagai kota ilmu dan ulama. Kota Tarim sendiri terletak sekitar kurang lebih 300 km dari ibu kota propinsi, sedangkan untuk mahasiswi Indonesia pada Fakultas Putri jurusan Dirasah Islamiyah tetap mengikut induknya di kota Mukalla.
Alasan lain ditempatkannya fakultas Syari’ah walqanun terpisah dengan induknya diantarnya adalah faktor kultur sosial kemasyarakatan kota ini yang sangat mendukung untuk dijadikan sebagai tempat bertafaqquh fid dien. Juga kerena faktor sejarah, yang telah mendorong ditempatkannya fakulas ini dikota Tarim. Sebab sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa dari sinilah Islam dibeberapa belahan dunia (seperti Asia dan Afrika) bisa menyebar dan berkembang dengan pesat berkat kegigihan dan keikhlasan para tokohnya dalam berdakwah menyebarkan Islam.
Metode Pengajaran
Metode pengajaran yang ditetapkan oleh Universitas Al-Ahgaff selama ini adalah sistem semester, jenjang pendidikan yang terdiri dari sepuluh semester dan bisa ditempuh minimal selama lima tahun, dan maksimal selama tujuh tahun (untuk fakultas sya’riah walqanun, fakultas Sastra, Serta fakultas kajian Islam) dan delapan tahun (untuk fakultas Tehnik, Fakultas Ekonomi, serta Fakultas Ilmu dan Teknologi). Dan perlu diketahui bahwa Universitas yang berlambangkan mesjid Umar Muhdhar ini telah membuka program pasca sarjana dijurusan syari’at dan jurusan sastra bahasa Arab. Dan kepada pelajar Indonesia hanya diarahkan kepada:
1. Fakultas Syari’ah walqanun untuk para mahasiswanya
2. Fakultas Putri jurusan Dirasah Islamiah untuk para mahasiswinya

Untuk menghindari ketidak seriusan mahasiswanya dalam belajar, juga dalam rangka menjaga mutu serta kualitas keilmuan alumninya, maka Al-Ahgaff menerapkan sistem absensi pada setiap mata kuliah. Dimana ketidak hadiran mahasiswa pada satu mata kuliah itu akan sangat mempengaruhi kelulusan mata kuliah tersebut. Dalam prosentasi absen, mahasiswa yang tidak hadir melebihi batas 10% dari jam materi akan dianggap gagal dalam materi tersebut . Mungkin inilah salah satu ciri khas tersendiri dari Universitas Al-Ahgaff yang sama sekali tidak memperbolehkan mahasiswanya berintisab (hanya hadir pada waktu ujian saja). Dan selain itu yang membedakan Universitas ini dengan universitas-universitas yang ada dibelahan dunia adalah system penilaian dan kenaikan tingkat menurut hasil tiap mata kuliah ditiap semester dari hasil penggabungan nilai ujian akhir dan dua kali nilai ujian penyaringan (syahr awwal dan syahr tsani).
Waktu Kuliah
Waktu kuliahnya adalah setiap hari selain hari Jum’at, dimulai pukul 08.00 pagi sampai pukul 01.00 siang dari paket mata kuliah yang sudah ditentukan oleh pihak kuliah. Dan terkadang jadwal kuliah membengkak sampai sore hari atau malam hari menurut kondisi.

Bahasa Pengantar Kuliah
Adapun bahasa pengantar yang digunakan pada setiap kuliahnya adalah bahasa Arab. Dan ini bukan satu-satunya bahasa yang boleh digunakan di universitas ini, sebab majelis universitas sebagai dewan tertinggi di Al-Ahgaff mempunyai kewenangan untuk menerapkan selain bahasa Arab pada sebagian mata kuliah selain ilmu agama.

Profil Fakultas Syari’ah walqanun Serta Fakultas Putri Jurusan Dirasah Islamiah
a. Fakultas Syari’ah dan Hukum

Fakultas Syari’ah dan Hukum adalah salah satu Fakultas yang ada di Universitas Al-Ahgaff yang ditempatkan disebuah kota ulama dan Ilmu Tarim, Universitas Al-Ahgaff dengan fakultas Syari’ah dan Hukumnya telah mencoba memelihara dan menggabungkan tradisi salaf dan khalaf.
1. Mata Kuliah Fakultas Syari’ah dan Hukum

Secara umum mata kuliah fakultas ini didominasi oleh pelajaran-pelajaran agama, walaupun disini dikaji pula tentang ilmu hukum (hukum-hukum yang berlaku dan diterapkan di Republik Yaman). Prosentasi antara kajian syari’ah dan kajian hukum di fakultas ini mungkin sekitar 70 persen syari’ah dan 30 persen hukum. Dan mahasiswa juga mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan komputer.
Diantara disiplin ilmu syari’ah yang dikaji disini adalah : Fiqh Madzhabi, Fiqh Perbandingan, Ushul Fiqh, Tareh Tasyri’, Ahwal Syahsiyyah, Ulumul Qur’an, Maqashid Syari’ah, Ayat Ahkam, Hadits Ahkam, Nahwu, Lughat Arabiah, Mantiq, Balaghah dan lain sebagainya.
Kemudian diantara fan hukum yang dikaji difakultas ini adalah : Madkhal Qanun, Qanun Madany, Qanun Uqubat, Qanun Iltizamat, Qanun Dustury, Qanun Dauly, Qanun Murafa’at, dan lain sebagainya.
Selain itu, di fakultas ini juga dikaji beberapa disiplin ilmu yang erat hubungannya dengan dua disiplin ilmu tadi, diantaranya adalah :Iqtishod Islami (ekonomi Islam), Al Uqud Al Musammah, Al Maliyyah al Ammah yang mengupas tentang ekonomi dan keuangan menurut kaca mata Islam dan Ushul Bahts yang membahas tentang tata cara menulis karya tulis ilmiah, sebagai bekal para mahasiswanya untuk dapat menulis dengan baik serta berbobot.
Dan juga fakultas syari’ah walqanun Universitas Al-Ahgaff bukan hanya sebatas mengkaji dan memahami seluk beluk agama dan ilmu-ilmu yang terkait dengan syari’ah dan hukum. Akan tetapi lebih dari itu, sebab faktor amaliyah pun di fakultas ini sangat ditekankan dan diperhatikan oleh para pemangkunya. Ini juga jelas sangat erat hubungannya dengan kondisi kota Tarim dimana fakultas ini berada yang masih belum terpolusi oleh kebudayaan-kebudayaan non islami. Sehingga yang selama ini dirasakan oleh para mahasiswanya adalah ketenangan jasmani dan rohani yang benar-benar tak pernah ditemukan di universitas-universitas lain.
Nama-nama kitab disetiap tingkatan.
 Mustawa awal-Semester I dan semester II.
Ru'us Masa'il (Yaaquut al-nafiis), Nahwu (Mutammimah), Aqidah (Durus Al-tauhid), Al Qur'an dan Tajwid (Pan Al-tajwid), Mantiq (Iidhaahul-mubham), Lughat arabiah (Imla' wa al-tarqiim), Madkhal qanun, Tarikh tasyri' (Tarikh al-tasyri' susunan doktor Ali Thaha Rayyan), Fiqih madzhabi\ibadat (Minhaaj Al-thalibin), Nahwu (Syarh Ibnu Aqil), Ulum qur'an (Mabaahits fii ulumil-qur'an), Musthalah hadits (Al-taqriib Al-Nawawi), Hasuub (komputer).
 Mustawa tsani-semester III dan semester IV.
Fiqih madzhabi\mu'amalat (Minhaaj al-thalibin\mu'amalat), Usul fiqih (Madkhal fii usul fiqh), Nahwu (Syarh Ibnu Aqil), Fiqih sirah (fiqh Al-syirah), Usul fiqih (Lubbul-usul), Ayat ahkam (Ayaat al-ahkaam), ahadits ahkam (Subuulus-salaam syarh Bulugul Maraam), Qanun pidana (Syarh qanuun al-jaraa'im wa al-uqubaat), Qanun murafa'at.
 Mustawa tsalis-semester V dan semester VI.
Fiqih madzhabi\jinayat (Minhaaj al-thalibin\jinayat), Usul fiqih (Lubbul-usul), Faraidh (Takmilah zubdah Al-hadits fii Fiqh Al-mawaariist), Nahu (Syarh Ibnu Aqil), Ayat ahkam (Ayaat al-ahkaam), ahadits ahkam (Subuulus Salam), Fiqih muqaaran, Qanun iltizamat.

 Mustawa raabi' semester VII dan semester VIII.
Fiqih qodho (Minhaaj al-thalibin), Fiqih muqaaran, Usul fiqih (lubbul-usul), Sharaf (Syarh Ibnu Aqil), Ayat ahkam, Ahadits ahkam, Usul bahst, Uqud Musammah, Balaghah.
 Mustawa khamis semester IX dan semester X..
Ahwal syahshiyah, Balaghah, Fiqih nawazil, Qanun dustury, Qowaid fiqhiyah, Maqoshid syari'ah, Skripsi Fiqih Syafi'iyah, Ekonomi islam (Al-nidjam fii al-iqtishad al-islami), Nidjam-nidjam siyaasi, DLL.
2. Para Dosen Fakultas Syari’ah wal qanun
Diantara para dosen pengajar dan masyayikh yang masih aktif mencurahkan darma baktinya
di Fakultas Syari’ah wal Qanun Universitas Al-Ahgaff adalah:
1. DR.Muhammad Abdul Qadier Al-idrus.
2. Syekh Muhammad bin Bashri As Segaf.
3. DR.Amjad Rosyid Al-Maqdisi.
4. Syekh Muhammad Ali Ba'udhan.
5. Syekh Muhammad Ali Al-Khotib.
6. DR.Abdullah Bin Syihab.
7. DR. Alawy Bin Syihab.
8. DR.izzuddin As sudani.
9. Sayyid Abdullah Abu bakar Al idrus.
10. Sayyid Awad Bin Smith.
11. Sayyid Abdurrahman As segaf MA
12. Sayyid Abdullah Abdul Qadier Al-Aiderus MA.
13. Sayyid Alwi Abdul Qadier Al-idrus MA.
14. Sayyid Abdurrahman Thoha Al-Habsy, MA.
15. Sayyid Musthafa Bin Smith MA.
16. Sayyid Segaff Al idrus MA.
17. Sayyid Ahmad Bin Salim Bin Aqil.
Dan masih banyak lagi cendikiawan Islam lainnya yang yang berasal dari penjuru jazirah Arab seperti Irak, Sudan, Yordania, maupun luar Arab seperti Kanada, Cina, India dan Indonesia.
Sarana dan Fasilitas fasilitas
-Asrama bagi para santri, setiap kamar dilengkapi dengan AC, kipas angin, lemari, dan ranjang
-Lapangan volly ball - lapangan sepak bola
-Intereit gratis - Maktabah (perpustakaan)
-Gedung kuliah ber Ac - Auditorium

b. FAKULTAS PUTRI JURUSAN DIRASAH ISLAMIAH

Fakultas putri adalah salah satu fakultas di dalam Universitas Al-Ahgaff jurusan ilmu-ilmu keislaman (dirasah Islamiah). Para mahasiswi dibekali berbagai ilmu keislaman yang sesuai dengan kebutuhan zaman sehingga dapat menjadi wanita yang berwawasan keislaman yang kuat.
1. Mata Kuliah Fakultas Putri jurusan dirasah Islamiah
b. Fiqh n. Sirah
c. Nahwu o. Balaghah
d. Tilawah dan Tajwid p. Ayatul Ahkam
e. Tadbir Manzily q. Ahaditsul Ahkam
f. Madkhal ila ‘ilmi nafs r. Ushul fiqh
g. Ulumul Qur’an s. Manahij Bahst
h. Tareh Tasyri’ t. Turuqu tadris
i. Usul Tarbiah u. Suluk
j. Tafsir v. Komputer
k. Dirasah khasah w. Skripsi
l. Manahij wa Asalib x. Praktek lapangan
m. Musthalahal Hadist

Syarat-Syarat Penerimaan Mahasiswa Baru
1. Lulus SMU atau sederajat dengan nilai rata-rata 7,5 (Ijazah) atau 7,0 (NEM)
2. Melunasi keuangan pendaftaran dan biaya kuliah sesuai yang telah ditentukan pihak Universitas
3. Menitipkan uang tiket untuk pulang
4. Mengisi formulir yang tersedia
5. Menandatangani beberapa surat perjanjian
6. Menyerahkan fotocofi ijazah yang telah dilegalisir dan diterjemahkan kedalam bahasa Arab serta mendapatkan rekomendasi dari kedutaan Yaman
7. Menyerahkan surat tanda pengenal (paspor atau kartu pengenal)
8. Menyerahkan pas foto berwarna yang terbaru berukuran 4x6 sebanyak 15 lembar
9. Surat keterangan Dokter bebas dari penyakit (hepatitis B dan aids)
10. Lulus ujian dalam materi bahasa Arab dan fiqh
11. bersedia masuk persiapan minimal 1 (satu) tahun
12. Menyerahkan surat keterangan dari guru pembimbing (Sekolah)
13. Surat izin dari orang tua
Penutup
Setelah meninggalnya pimpinan badan wakaf Universitas Al-Ahgaff, Al-Habib Muhammad bin Ahmad Al-Syatiri, estafet kepemimpinan rektor kuliah kemudian berpindah ke Prof. Abdullah bin Muhammad Baharun, MA. Dibantu dosen-dosen senior dan para masyayikh.
Para ulama’ dengan gigihnya mengembangkan dan mensejahterakan anak didiknya tanpa mengharapkan imbalan apapun.
Dimasa umurnya yang menginjak lima tahunan ini, Universitas Al-Ahgaff mulai mengembangkan sayapnya ke mancanegara. Kemajuan ini diiringi dengan bertambahnya jumlah mahasiswa yang menimba ilmu disini, baik dari dalam negeri atau luar negeri Yaman. Al-Ahgaff mungkin bisa berbangga diri, kerena Universitas swasta ini mampu menunjukan kredibilitas pendidikannya dengan keluarnya beberapa alumnus mahasiswa Indonesia yang membawa keberhasilan dakwah mereka ditanah air.
Ibarat menanam tunas akan menuai hasilnya, Al-Ahgaff kini boleh tersenyum atas jerih payahnya selama ini. Semoga Allah SWT membalas jasa baik mereka yang telah membangun dan mewujudkan Universitas Al-Ahgaff sebagai universitas yang hanya beroreantasi pada pendidikan.
Untuk mengenal lebih jauh tentang Universitas Al-Ahgaff, bisa hubungi:
Al-Habib Hasan Al-Jufri :Komplek pondok pesantren Jagasatru Cirebon 45115
Telp/Fax : (0062)(231)237620
Hp : (0062)8122212000
E-mail : hasanaljufri@yahoo.com
hasanaljufri@maktoob.com
Web Side : www.ahgaff.edu





4 . KUBAH MURAYYAM

Diantara ma’had islamiyah yang ada dikota Tarim sejak dulu adalah ma’lamah (tempat pendidikan) yang didirikan oleh As-Syekh Al-Imam Muhammad bin Umar bin Muhammad bin Ahmad As-Syahid bin Al-faqih Al-mukaddam. Beliau lebih dikenal dengan abu Murayyam (bentuk tasghir dari Maryam) anak beliau yang solehah dan taat dalam menjalankan ibadah. Beliau wafat pada tahun 822 hijriah dikota Tarim dan dimakamkan dipekuburan aulia Zanbal (ketika kita menghadap makam Sayyidina Faqih Mukaddam, makam beliau dibelakang kita).
Kubah Murayyam dari sejak berdirinya, sudah banyak mencetak para huffaz (penghapal Al-Qur’an), sehingga pada saat itu kota Tarim dikenal dengan madinah al-huffazh. Hal ini didasari dengan banyaknya para penghapal Al-qur’an dikota Tarim, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa demikian juga para pedagang yang berada dipasar
Kubah Murayyam pernah ditutup pada masa komunis masuk kewilayah Yaman, namun ketika komunis telah angkat kaki dari Yaman, estafet kepemimpinan dilanjutkan oleh Al-Habib Muhammad bin Alwi bin Umar bin Idrus al-Idrus (Habib Sa’ad). Selain menghapal Al-Qur’an para santri juga diajarkan ilmu tajwid. Bagi santri yang menghapal Al-Qur’an, setoran Al-Qur'an dites setelah salat Asar dengan minimal setoran satu maqra’. Selain menghapal para santri juga diwajibkan untuk mengulang hapalan yang sudah disetorkan. Bagi santri yang sudah menghatamkan Al-Qur’an , akan diadakan ujian Syamil Al-Qur’an 30 juz dengan setoran minimal satu juz setiap harinya. Setelah lulus dalam tahap ini, kemudian diadakan acara khataman dimesjid Ba’alawi. Acara tersebut dihadiri para ulama dan tokoh masyarakat kota Tarim. Untuk menjaga hapalan, biasanya diadakan murajaah bersama di mesjid As-Segaff setiap selesai salat magrib.
Demikianlah seputar kubah Murayyam secara singkat kami jelaskan.... bagi teman-teman yang berminat untuk menghapal Al-Qur’an bisa langsung mendaftarkan diri kesekretariat kubah Murayyam yang bertempat di depan mesjid As-Segaff.










D. MESJID BERSEJARAH DI KOTA TARIM
Allah swt berfirman :
إنما يعمر مساجد الله من آمن با الله واليوم الآخر
Artinya "hanya saja yang membangun mesjid Allah orang yang beriman dengan Allah dan hari kiamat".

Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa orang yang membangun mesjid balasannya berupa sorga. Dengan adanya hadis itu para ulama salaf berlomba-lomba untuk membangun mesjid. Tujuan mereka bukan untuk bermegah-megah pada bangunan mesjid, melainkan hanya semata-mata mengharap ridha Allah swt dan termasuk dalam golongan sedakah jariyah yang terus-menerus mengalir pahalanya sampai hari kiamat .
Mesjid merupakan tempat mulia dimuka bumi ini. Mesjid selain tempat ibadah, melaksanakan salat fardu berjamah juga bisa digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar, tempat musyawarah dll. Banyaknya mesjid dikota Tarim merupakan bukti bahwa penduduk kota Tarim termasuk masyrakat yang gemar melaksanakan salat berjamaah serta mencintai ilmu pengetahuan, karena umumnya pada saat itu mesjid digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar, hinga tidak heran kota Tarim yang luasnya seperti kecamatan di Indonesia mempunyai banyak mesjid.
Bahan pembuatan mesjid
Umumnya mesjid yang ada dikota Tarim terbuat dari tanah, dengan campuran rumput kering batu kerikil untuk dijadikan bahan baku bangunan. Walaupun terbuat dari tanah, mesjid-mesjid tersebut berdiri dengan kuat sampai berumur sekitar 700 tahunan. Disini penulis hanya menjelaskan sebagian mesjid saja diantaranya:

1. MESJID BA’ALAWI

Salah satu mesjid yang berdiri sejak 700 tahun yang lalu adalah mesjid Bani Ahmad dikenal dengan mesjid Abdullah Ba’alawi. Orang pertama yang membangun mesjid ini adalah Al-Mukarram As-Syayyid Al-Mu’azham Ali bin Alwi Khali’ Qhasam, menara dibagian akhir mesjid, dibangun oleh syekh Umar Al-Muhdhar kemudian pada tahun 910 hijriah As-syayyid Alwi bin Abi Bakar Kharad membuat sebuah birkah (sebagai tempat mandi) dan berwudu’ disamping mesjid. Para saadah (Habaib ) sangat menghormati mesjid ini, sehingga mereka tidak berani berbicara yang sia-sia, duduk dengan menjulurkan kaki dan hal yang sia-sia lainnya.
KEGIATAN MESJID
- Pembacaan al-Qur’an
Pembacaan Al-Qur’an ini dilaksanakan antara magrib dan isy'a, serta sebelum fajar. Sehingga mereka menghatamkan Al-Qur’an satu kali dalam seminggu. Al-Qur’an dibaca dengan tartil secara bergantian. Disela pembacaan al-Qur’an dihidangkan secangkir qahwah (kopi jahe) kepada para jamaah.
- Salat Tarawih
Salat Tarawih biasanya dimulai jam 11 malam. Pada malam 27 Ramadhan diadakan Khataman Al-Qur’an. Malam tersebut diisi dengan pembacaan Al-Qur’an, Qasidah serta zikir bersama sampai menjelang salat Subuh. Biasanya munsib Ba’alawi mengeluarkan tasbih besar milik Sayyidina Faqih Al-Mukaddam. Acara khataman dihadiri para habaib dan masyayikh serta masyarakat Tarim
- Maulid Nabi Muhammad Saw
Acara ini dilaksanakan pada malam 12 Rabiul Awal. Diisi dengan pembacaan riwayat hidup Rasulullah saw. Biasanya acara berlangsung selama satu jam
- Peringatan Isra’ Mi’raj
Juga merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan di mesjid Ba’alawi.
- Pembacaan Kitab Sahih Bukhari (pada hari kamis waktu salat duha sekitar jam 9).

KEISTEMEWAAN
- Setiap tiang yang berada disaf pertama mempunyai sir tersendiri, karena tiang-tiang tersebut adalah merupakan atsar (bekas) sandaran para aulia dan orang-orang saleh diantaranya adalah tiang yang sering menjadi sandaran As-syekh Abdullah Ba’alawi ketika beliau mengajar. Juga tiang sandaran As-Syekh Jalil Al-Arif billah Ahmad bin Alwi Bajahdab
- Mesjid Ba’alawi menjauhi khilaf-khilaf
Hal itu tergambar seperti tidak memasukan jenazah kedalam mesjid, serta tidak berdiri ketika pembacaan maulid (waktu asrakal).

Syekh Umar Al-Muhdhar mengatakan :
قد دخـل فيـه سادة أكابر **** كم منـور وعـالم وسالك
من دخـل فيـه نجاه ربي **** من ذنـوبه وممــا هنالك
من طلب فيه حاجة ظفرها **** مـن دخل فيه ما هو بهالك
يـرزق اسلامه عند موته **** ثـم ينجـيه من دار مالك
Artinya :
Sungguh telah masuk ke dalamnya para pemuka sayyid sayyid ** berapa banyak orang yang menerangi agama, alim dan orang yang suluk (berjalan menuju Allah SWT).
Siapa saja yang masuk ke dalamnya niscaya diselamatkan oleh tuhanku. ** dari segala dosa dosa dan seumpamanya.
Siapa yang ingin ditunaikan hajatnya niscaya ia kabulkan ** siapa yang masuk ke dalamnya tidak akan pernah binasa.
(Dan) Niscaya diberi islam ketika matinya ** kemudian ia selamatkan dari neraka yang dijaga malaikat Malik.


2. MESJID AS-SEGAFF
Mesjid ini dibangun oleh Al-Imam Abdurrahman bin Muhammad As-Segaff pada tahun 768 H. Dikenal dengan mesjid Ar-Ratib, terletak di bagian barat mesjid Ba’alawi. Pada tahun 910 H, dan telah mengalami renovasi disebagian mesjid oleh sayyid syekh Ahmad bin Muhammad karzal.
KEGIATAN MESJID
- Hadrah setiap malam kamis dan senin
Acara dimulai setelah salat Isya. Diisi dengan pembacaan nasyid (Qasidah) Umar Al-Muhdar, As-syekh Ali bin Abu Bakar As-Sakran serta Al-arif billah As-syeikhah Sultanah Az-zabidiyyah. Pada bulan Ramadhan acara hadrah dilaksanakan malam ke 21 setelah salat taraweh.
- Pembacaan Al-qur’an secara hifzi (hapalan) waktunya antara magrib dan isya serta waktu sahur (sebelum salat subuh).
- Pada bulan Rabiul Awal diadakan peringatan acara maulid nabi besar muhammad SAW, tepatnya pada malam sabtu akhir bulan Rabiul Awal

PROFIL SINGKAT AL-IMAM HABIB ABDURRAHMAN AS-SEGAFF (739 H)
Beliau dikenal dengan Al-Imam Al-Mukadam As-Tsani. Sejak kecil beliau sudah hapal al-Qur’an dengan bimbingan As-Syekh Ahmad Muhammad Al-Khatib. Berguru dengan para ulama Tarim seperti : As-sayyid Muhammad bin Alwi bin Ahmad (anak Sayyidina Al-Faqih Al-Mukaddam). Diantara kitab yang dipelajari beliau adalah karangan Al-Imam Abi Ishak As-Syirazi dan Imam Al-Ghazali, Al-Wajiz dan Al-Muhazzab
Putera putera beliau :
Abu Bakar As-Sakran, Umar Al-Muhdhar, Syekh, Muhammad, Hasan, Husein, Aqil, Abdullah DLL.
Mutiara Hikmah dari beliau:
من لا له ورد فهو قرد
ومن لا له أذكار ماهو ذكر
ومن لا يطالع في كتاب الإحياء فليس فيه حياء
من لم يقرأ في المهذب ما عرف قواعد المذهب
من لا له أدب فهو دب
دواء القلب ترك العلائق , والتوفيق إلي نيل كل خير قرين رفيق
فقهاء الزمان وصوفيته تواقعو في الطحس
كن ابن زمانك , فإن رأيت أهله ذئابا فلا تقع ضأنه ** فإن رأيتهم صأنا فلا تقع ذئبا تأكلهم



2. MESJID UMAR AL-MUHDHAR
Mesjid ini dikenal dengan mesjid Al-Muhdhar, ciri khas mesjid Al-Muhdhar adalah menaranya yang mencapai 30 m, sebagian orang bilang bahwa menara Muhdhar termasuk dalam keajaiban dunia, karena menara tersebut hanya terbuat dari bahan baku tanah, sampai sekarang berdiri dengan tegaknya, menara akan dibuka pada bulan Ramadhan, sehingga kita bisa naik sampai ke atas dengan melewati tangga-tangga kecil dalam menara. Dari atas kita bisa menyaksikan kota Tarim dengan keindahannya.
Mesjid Al-Muhdhar didirikan oleh Syekh Umar Al-Muhdar (anak dari Al-Imam Abdurrahman As-Segaff), yang lahir dikota Tarim Al-Ganna, dididik oleh orangtua beliau sendiri zahir batin. Pada waktu kecil beliau sudah hapal Al-Qur’an serta kitab Minhaj At-Talibin ( fiqih ), selain bimbingan sang ayah beliau juga belajar pada para ulama ketika itu, diantarnya: Syekh Abu Bakar Balhaj Baa Fadal, setelah beliau menginjak dewasa beliau berangkat ke Syihr untuk menuntut ilmu. Kemudian ke Mekkah hingga banyak yang belajar kepada beliau, dikerenakan keluasan ilmu beliau. Disebutkan bahwa karamat beliau mencapai 30 macam diantaranya sering membaca Asmaul Husna Al-Lathef sebanyak seribu kali dalam satu nafas
Diantara perkataan beliau :
لو قبلت لي تسبيحة لأطعمت أهل تريم ثلاثة أيام
" Seandainya satu tasbihku diterima. Niscaya saya akan memberi makan penduduk kota Tarim selama tiga hari."
Beliau wafat pada hari senin bulan Dzulka’dah 833 H, dalam keadaan sujud ketika salat Dzuhur. Dimaqamkan dipekuburan aulia Zanbal.
KEISTEMEWAAN MESJID :
Disebutkan dalam kitab" Tarim Baina Maadi wa- Al-Haadir
"Barang siapa yang mempunyai hajat insyallah hajatnya dikabulkan''
"Siapa yang menziarahi mesjid Al-Muhdhar maka Allah akan melapangkan hatinya, urusannya jadi mudah, selain itu di mesjid terdapat air sumur yang dipakai untuk obat dan lainnya
Mesjid Al-Muhdar bisa menampung sekitar 2000 jamaah, dan akan terasa ramai kalau ada peringatan hari besar islam seperti acara maulid nabi Muhammad SAW pada bulan Rabiul Awal dan peringatan Isra’ Mi’raj, serta khataman Al-Qur’an pada tanggal 29 Ramadhan.
Sebagaimana umumnya, setelah Salat Magrib dan waktu sahur biasanya diadakan pembacaan Al-Qur’an dengan bergantian, sehingga dalam satu minggu akan menghatamkan Al-Qur’an satu kali.


3. MESJID AL-IDRUS
Mesjid ini termasuk bangunan yang berumur sekitar 800 tahunan. Dibangun pada tahun 551 H, hanya saja As-Syekh Abdullah bin Abi Bakar Al-Idrus merenovasinya. Mesjid Al-Idrus terletak dibagian utara mesjid As-Segaff. Dibagian mesjid ini terdapat Ma’bad peninggalan Habib Abdullah Al-Idrus. Para penziarah sering berkunjung ketempat ini untuk mengambil berkat. Disebutkan “ barang siapa yang beri’tikaf di mesjid ini, niscaya dia akan mendapatkan ketenangan".

PROFIL SINGKAT AL-HABIB ABDULLAH BIN ABI BAKAR AL-IDRUS
Beliau adalah Sulthanul Mala’ Al-Imam Abdullah bin Abu Bakar Al-Idrus. Lahir dikota Tarim 10 Dzulhijjah tahun 811 H.

MASYAYEKH BELIAU :
- Belajar Al-Qur’an dengan As-Sayyid Al-Mukassaf Muhammad bin Umar Ba’alawi
Belajar fiqih dengan :
- Al-Faqih Saad bin Ubaidillah bin Abi Ubaid
- Al-Faqih Abdullah Baa Baserr
- Al-Faqih Ali bin Muhammad Abi Ammar
- Kitab yang dipelajari diantaranya ( At-Tanbih, Al-Minhaj, dan Al-Khulasah)
- Belajar ilmu Tasauf dengan paman beliau sendiri yaitu As-Syekh Umar al-Muhdar

SIFAT-SIFAT:
- Beliau sangat tawadu’ dalam keseharian, bahkan beliau sering membawa sendiri barang keperluan tanpa menyuruh orang lain.
- Beliau juga selalu menganjurkan untuk selalu menggunakan waktu dalam kebaikan, lebih khusus pada waktu tengah malam, serta beliau selalu menganjurkan untuk bersedekah.
KATA MUTIARA :
ومعظم أوقات الكنوز بين الظهر والعصر وبين المغرب والعشاء ونصف الليل وبعد الصبح
“ waktu yang paling berharga adalah antara Dzuhur dan Asar, antara Magrib dan Isya’ serta tengah malam dan setelah salat Subuh”
ومن أراد الصفاء الرباني فعليه الإنكسار في جوف الليل
''Barang siapa yang menghendaki As-Shafa' Rabbani….. hendaklah bangun tengah malam"

DIANTARA KITAB BELIAU YANG TERKENAL
“ Al-kibrit Al-Ahmarr ” dalam kitab ini dibahas seputar tauhid kepada Allah SWT.

5. MESJID AS-SYEIKH ALI BIN ABI BAKAR AS SAKRAN

Mesjid ini terletak di bagian kanan mesjid Al-Idrus. Didirikan oleh As-Syeikh Ali bin Abi Bakar bin Abdurrahman As-Segaff. Lahir tahun 818 H. dikatakann dalam kitab ''Al Masra' Ar-Rawi ''bahwa mesjid ini termasuk tempat cepat dikabulkannya do’a. Dibagian atas mesjid terdapat Zawiyah yang digunakan sebagai tempat belajar pengajian kitab-kitab Tasawuf, Fiqh dan lain-lain, yang dipimpin oleh Al Habib Abdullah bin Syihab.
PROFIL SINGKAT
Beliau adalah Ali bin Abi Bakar bin Abdurrahman As-Segaff ( Lahir di kota Tarim Al-Ghanna 818 H dan Wafat pada hari Senin 12 Muharam 895 H ).

PARA MASYAYIKH:
4. Al-Faqih Ahmad bin Muhammad Bafadhal
5. As-Syeikh Muhammad bin Ali Ba Adilla
6. Abi Amar
7. As-Syeikh Umar Al-Muhdhar (paman beliau)
8. As-Syeikh Abdullah Al-Idrus

KITAB-KITAB YANG DIPELAJARI
1. Al-Ihya Ulum Ad –Din
2. Riyad As-Shalihin karya Al-Imam Nawawi.
3. Minhaj Al-Abidin karya Al-Imam al-Gazali
4. Risalah Qusyairiyah
5. Al-awarif wal Ma’arif
6. Al-‘Arbain al-Ashli
7. I’lam al Huda
8. Bidayatul Hidayah
9.Al-Ma'rifah lil Muhasibi .dll

KARANGAN-KARANGAN BELIAU:
1. معارج الهداية
2. البرقة المشيقة
3. الدر المدهش البهي في مناقب الشيخ سعد بن علي
4. تصنيف علي تكبرة الإحرام وأسرارها دعاء الإفتتاح والتعوذ والبسملة
5. قواعد النحو ( النظم ) وكذا في النكاح
6. ديوان شعر في علوم الحقائق والتصوف
7. كتاب الوصايا والعقائد

KATA MUTIARA :

لا تحقرن من أفعال الطاعة شيئا , والحضور في حلق الذكر, وعقد الأنكحةوغيرها , ولو كان أهل الذكر فيهم نقص وهم من العوام من يستحقره , فينبغي الحضور معهم

6. MESJID IMAM AL-HADDAD

Diantara mesjid yang dibangun Imam Al-Haddad adalah mesjid Al-Awabin, yang terletak di daerah Nuwaidirah dan mesjid Fath di Hawi.

SEPUTAR MESJID AL-FATH
Mesjid ini terletak di daerah Hawi. Dibagian mesjid kita akan menemukan peninggalan Imam Abdullah al-Haddad diantaranya Ma'bad beliau ( ) . Ma'bad tersebut masih kelihatan asli, dimana atapnya terbuat dari susunan kayu kecil seperti kayu siwak. Hanya saja dibagian dinding dan lantai dipasang keramik. Dibagian Ma'bad ada sebuah tasbih besar milik Imam Al-Haddad, di dinding dihiasi dengan lampu-lampu yang bertuliskan kata mutiara beliau , dibagian tengah mesjid ada sebuah sumur dimana Imam Al-Haddad berwudu', sumur tersebut disebut dengan Bi'r Sifha' (sumur obat), dibagian tiang dihiasi dengan lampu serta tulisan Ratib Imam Al-Haddad

KEGIATAN MESJID
- Sebagaimana biasanya, setiap selesai salat Magrib diadakan pembacaan Al-Qur'an secara tartil.
- Hadrah setiap malam Jumat setelah salat Isya' , dihadiri para habaib dan masyarakat kota Tarim.
- Pada malam Ramadhan. Salat Taraweh dimulai sekitar jam 1 dan setelah salat Taraweh dilanjutkan dengan pembacaan qasidah Imam Al-Haddad

PROFIL SINGKAT IMAM AL-HADDAD
Beliau adalah Al-Quthbu ad-Da'wah Wa Irsyad al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad. Lahir di kota Tarim Al-Ghanna 1044 H. wafat pada tahun 1132 H. dimakamkan di pekuburan para wali Zanbal. Ibu beliau adalah seorang wanita yang salehah salma binti as-Sayyid al-fhadil al-A'rif Billah Idrus bin as-Sayyid al-Akbar Ahmad Al-Habsy Saahib Si'ib. sejak kecil (umur 3 tahun) beliau tidak dapat melihat, tapi Allah swt telah memberikan cahaya Bashirah ( penglihatan batin ). Beliau dididik dengan nilai-nilai islam, menghapal Al-Qur'an dengan Ahmad bin Muhammad Balhaj At-Tarimy , sejak kecil beliau sudah terbiasa melaksanakan sunah-sunah Rasulullah SAW, bahkan setiap harinya beliau salat sunat sebanyak seratus rakaat dimesjid Bani Alawi ( Ba'lawi)

PARA MASYAYEKH :
- Al-Wali al-Akhtab as-Sayyid Umar bin Abdurrahman Al-Atthas ( sebgai Syekh Futuh).
- As-Sayyid as-Shufy Ali bin Abdullah bin Ahmad Al-Idrus dll.

AMALAN BELIAU :
Beliau sering khalwat di makam as-Syekh Abdurrahman Bajalhaban. Juga berziarah kemaqam Nabi Hud AS, sebanyak 30 kali, serta ziarah ke Dau'an maqam Syekh Sa'id bin Isa Al-A'mudi

KARANGAN BELIAU :
1- An-Nasaih ad-Diniyah
2- Ad-Da'wah at-Tammah
3- Risalah al-Mu'awanah
4- It-Tihaaf as-Saa'il
5- Tasbiitu al-Fu'ad
6- A'qidah at-Tauhid
7- Mukaatabat
8- Fataawa.
9- Wasaayaa
10- Deewan as-Si'ru
11- Al-Fusul al-Ilmiyah

''Keterangan'': kitab An-Nasaih ad-Diniyah dan Risalah al-Mua'wanah ditulis saat beliau berumur 17 tahun, selain mengarang kitab, beliau juga menyusun Ratib (amalan) diantaranya: Wirid Al-Latheff, Raatib al-Haddad). Wirid yang beliau susun merupakan amalan rutin penduduk kota Tarim dan sering dibaca disetiap mesjid setelah salat Subuh sebelum dan sesudah salat Isya'. Rasulullah saw bersabda, yang artinya "orang-orang yang berzikir kepada Allah Swt, akan diliputi oleh para Malaikat dan mereka mendapatkan rahmat serta ketenangan, dan mereka akan di sebut-sebut dikalangan Malaikat (dibanggakan).



PERAN PENTING DI MASYARAKAT
Ustazd Muhammad bin Ahmad As-Syatiry mengatakan " Al-Haddad sering ikut serta dalam membantu kepentingan masyarakat, hal ini bukan hanya pada waktu beliau muda, tapi juga ketika beliau berumur 50 tahunan. Beliau sering menulis surat kepada para pejabat pemerintah, dan sering dijadikan hakim untuk mendamaikan permasalahan antara para kabilah.
Sebenarnya masih banyak mesjid yang belum kami jelaskan secara terperinci, penulis hanya menjelaskan sebagian saja dari mesjid yang ada di kota Tarim.

7.MESJID-MESJID KOTA TARIM

MESJID DAERAH NUWAIDIRAH
1. مسجد مولي العرض
2. الزهرة ( mesjid yang dibangun oleh Abdurrahman Abdullah bal- Faqih)
3. الأوبين ( mesjid yang dibangun oleh Imam Abdullah bin Alwi Alhadad )
4. شهاب الدين( mesjid yang dibangun oleh Imam Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Abdurrahman )
5. شيخ عبد الرحمن عيديد
6. دحمان
7. الزاهر
8. باهرون
9. سرور بن مساعد
10. الماس
11. با زغيفان
12. با فقيه
13. با جليل

MESJID AS-SAHILL

14. الكاف حسن بن عبد الله
15. عبد الله بن شيخ
16. درويش
17. أحمد بلفقيه
18. الكاف
19. سرجيس



MESJID DAERAH PASAR DAN AR-RADHIMAH

20. باشميله
21. بلفقيه
22. جمل الليل
23. الرباط
24. الشيخ فضل بن محمد
25. مولي خيلة
26. الحداد
27. عمر بن شيخ الكاف
28. عا شق
29. المحضار
30. بن سد
31. الهجيرة
32. الجامع
33. أبو بكر الحبشي
34. زيد بن عبيد
35. مسعود
36. مديحج
37. باعلوي
38. الخلع
39. الشيخ علي بن أبي بكر
40. العيدروس
41. باخطفان
42. بروم
43. الشيخ حسين العيدروس
44. باجرش
45. السقاف ( عبد الرحمن بن محمد )
46. خميس
47. السقاف لزار
48. الحصاة
49. مدين
50. بابطنية
51. علوي السمين
52. الحبوظي
53. السلطان الأول
54. حمام با جحداب
55. با حميد
56. الجوهري
57. الصفاء
58. السكران
59. مقالد

MESJID DAERAH AL-KHULAIF

60. شكرة
61. سخيمة
62. الوعل
63. فضل بامقاصير
64. نفيع بن الحارث
65. سوية
66. حمال
67. غزيزة الصغري
68. غزيزة الكبري قسيمي
69. بارشيد الأول
70. بارشيد الثاني
71. حسن بن السقاف
72. خرد
73. الدويلة
74. با مصباح
75. السلطان الثاني
76. النور في التربة
77. صيبع في التربة
78. با حرمي
79. بن عتيق

MESJID DAERAH IADID

80. حسن بن عبد الله الكاف
81. عطاس الحبشي
82. مولي القبة ( mesjid yang dibangun oleh Muhammad maula Aidid)
83. مولي عيديد (mesjid yang dibangun oleh Muhammad bin ali maula Aidid)
84. أحمد بن عبد الله عيديد

MESJID DAERAH AL-MUNDASIRAH

85. البطيحاء
86. با سويدان
87. با صع

MESJID DAERAH DAWAHI TARIM
88. بلفقيه بدمون
89. مشهور
90. شهاب الدين ( mesjid yang dibangun oleh Ahmad bin Muhammad )

E.MAQAM PARA AULIA ALLAH SWT SEKITAR KOTA SEIUN DAN DAERAH LAINNYA

1. Maqam Syekh Abdurrahman Bajalhaban ( terletak sekitar 2 km dari kota Tarim, disamping jalan raya menuju kota Seiun)
2. Maqam Al-Imam al-Muhajir Ahmad bin Isa ( sekitar 5 km dari kota Tarim, berada disamping jalan raya menuju kota Seiun)
3. Maqam al-Habib Alwi bin Muhammad bin Alwi
4. Maqam Habib Abdullah bin Thohir ( pengarang sair ya arhamaraahimin )
5. Maqam Alwi bin Ubaidillah
6. Maqam Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir
7. Maqam Shahabi Abbad bin Bisir Al-Anshory ( seluruh keturunan Al-Khaatib kembali kepada beliau , terletak di kota Lisik . maqam beliau terletak di atas bukit dengan menaiki jalan setapak disisi gunung, untuk sampai keatas memerlukan sekitar 20 menit )
8. Maqam seorang wali perempuan Sultanah
9. Maqam pengarang maulid Al-Habsy Ali bin Muhammad Al-Habsy ( terletak di kota Seiun )
10. Maqam Al-habib Abdurrahman Al-Jufri ( seluruh Al-Jufri bersambung kepada beliau )
11. Al-Habib Idrus bin Umar ( musnad dunia )
12. Maqam Al-Habib Hasan bn Soleh Al-Bahar
13. Maqam Al-Habib Ahmad bin Zein Al-Habsy
14. Maqam Al-Habib Ali Al-Atthas (Mashad )
15. Pengarang Raatib Al-Atthas ( kota Huraidah )
16. Makam pengarang kitab Busra Qaa rim ( berada di kota Dau'an )
17. Maqam nabi Hadun ( kota Dau'an )
18. Maqam nabi Hanzhal
F. MAQAM PARA AULIA ZANBAL
Maqam Zanbal adalah tempat pekuburan para Aulia dan orang-orang saleh. Konon diceritakan bahwa jenazah yang dikuburkan di tempat ini hanyalah orang-orang saleh, pernah terjadi salah seorang jenajah ahli maksiat mau dikubur di sini ternyata tanah yang ada di makam Zanbal tidak menerima jenazah tersebut. Kebanyakan jenazah yang dimakamkan disini adalah keturunan Rasulullah Saw ( para habaib ). Selain mereka dimakamkan juga keluarga Al-Amiry, Al-Bahry, Bau'dhan, dan bakhamis. ( untuk mengetahui secara jelas seputar para aulia dan keramat mereka silahkan lihat kitab " Jaami' Karamat Aulia" serta kitab sarah A'iniyah ).

ADAB ZIARAH ZANBAL
Rasullah saw bersabda :
كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها فإنها تذكركم الآخرة
" Dulu aku melarang kalian untuk ziarah kubur, sekarang berziarahlah, karena mengingatkan kalian terhadap akhirat "
Rasulullah Saw sendiri sering berziarah ke Baqi' dan ketika itu beliau mengucapkan salam yang berbunyi "
السلام عليكم يا أهل القبور من المسلمين المؤمنين أنتم لنا سلف ونحن لكم تبع وإنا إن شاء الله بكم لاحقون

Diantara tertib ziarah Zanbal sebagaimana disebutkan dalam kitab ( adab ziarah yang disusun oleh Sayyidina al-Imam al-A'lamh Mufti Diyar Hadramaut " al-Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Mashur )

1. Maqam Sayyidina al-Faqih al-Mukaddam Muhammad bin Ali Ba'alawi
2. Maqam Sayyidina Alwi bin Al-Faqih al-Muqaddam
3. Maqam Sayyidina Abdullah bin Alwi Ba'alawi
4. Maqam Sayyidina Wadi' Ahgaff Abdurahman As-Segaff
5. Maqam Sayyidina Ali bin Alwi Khali' Qasam
6. Maqam Sayyidina Muhammad Jamalullail
7. Maqam Sayyidina as-Syaikhan ( Syekh bin Abdurrahman dan Syekh Abdullah Idrus)
8. Maqam Sayyidina Syekh Umar bin Abdurrahman Al-Muhdhar
9. Maqam Sayyidina Abdullah dan Aqil ( anak habib Abdurrahman As-Segaf)
10. Ratib Fatihah menghadap makam Furait , depan kubah Al-Idrus
11. Makam Sayyidina Al-Idrus Akbar al-habib Abdullah Al idrus bin Abu Bakar As Sakran.
12. Makam Sayyidina Quthub ad-Da'wah wa al-Irsyad " Abdullah bin Alwi Al-Haddad)
13. Makam Sayyidina Abdullah bin Syekh Al-Idrus.
14. Makam as-Syaikhan ( Umar bin Ali Al-Qurasy dan Ali bin Ahmad Ba Marwan)

BACAAN YANG DIBACA KETIKA ZIARAH "
pertama : salam kepada makam yang kita ziarahi
" untuk makam Sayyidina Umar Al-Muhdhar bacalah setelah salam
- Ayat Kursy, akhir surat Al-Baqarah ( Aamanarrasul ), surat Al-Ikhlas 11 kali , Al-Falaq dan An-Naas. Kemudian baca ratib.
" untuk makam sayyidina Al-Idrus Akbar al-Habib Abdullah As-Sakran, setelah salam dibaca : surah Yasin, At-Takaasur 3 kali, serta tahlil kemudian ratib dan berdo'a.
keterangan " untuk lebih jelas tentang bacaan yang lengkap silahkan lihat dalam kita ziarah yang disusun oleh Sayyidina al-Imam al-A'lamah Mufti Diyar Hadramaut " al-Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Mashur"

G. MAKTABAH AHGAFF
Didirikan pada tahun 1972 M. dan merupakan tempat penyimpanan Makhtutat terbesar yang ada di Hadramaut Yaman. Dan merupakan kumpulan dari beberapa Maktabah pribadi . Kita bisa temukan beberapa disiplin ilmu seperti Tafsir, Hadits, Fiqih, Tasauf, Tarajim (profil ulama), Sirah, Tarikh (sejarah), Adab, Logath, dan Kedokteran, bahkan makhtutat tersebut adalah makhtutat pada abad 500 an hijriyah , misalnya :
1. Salinan dari kitab " al-Bayan " Tafsir al-Qur'an juz 5 karangan Abu Ja'far bin Muhammad bin Al-Hasan At-Thusi salinan pada tahun 595 Hijriyah
2. Salinan kitab " Kedokteran Ibnu Sina' ( Al-Qanun Fii At-Thibbi ) juz 2 tahun 623 Hijriyah juga dilengkapi catatan kaki dari pengarang .
3. Salinan 5 juz kitab tafsir " Ad-Duur al-Mansur karangan Jalaluddin ( Abdurrahman bin Abi Bakar As-Sayuti pada tahun 897 H.
4. Salinan kitab " As-Syifa' bi Ta'rifi Huquq al-Musthafa karangan " Qhadi I'yad bin Musa sebanyak 2 juz ditulis dengan khat yang indah serta dihiasi dengan tinta emas , pada tahun 763 H.
Makhtutat yang ada di Maktabah Al-Ahagaff adalah kumpulan dari beberapa keluarga diantaranya :
1. Keluarga Junaid sebanyak 416 buah Kitab , 62 buah Makhtutat
2. Keluarga bin Sahal sebanyak 522 buah Kitab , dan 614 buah Makhtutat.
3. Kumpulan dari maktabah Rubat Tarim sebanyak 469 buah Kitab dan 505 buah Makhtutat.
4. Kumpulan dari keluarga Al-Husaini sebanyak 92 buah kitab dan 199 buah makhtutat.
5. Kumpulan keluarga Al-Kaff sebanyak 45 buah kitab
6. Kumpulan keluarga Al-Haddad sebanyak 57 buah Makhtutat
7. Kumpulan dari kota Aden sebanyak 56 buah kitab
8. Kumpulan I'nat sebanyak 118 buah Makhtutat
9. Kumpulan Abu Bakar Al-Habsy seabanyak 38 buah kitab
10. Kumpulan Al-Maktabah masyarakat Mukalla berjumlah 102 kitab
11. Kumpulan Abdullah bin Umar bin Yahya
12. Kumpulan dari as-Syekh Abdurrahman bin Muhammad Al-Atthas berjumlah 97 buah kitab.
Demikianlah seputar maktabah Al-Ahgaff dengan ringkas penulis jelaskan, kepada para pembaca yang mau berkunjung ke maktabah, biasanya buka setiap hari kecuali pada hari Jum'at . Buka mulai jam 9 sampai shalat Dzuhur.

H. MAKANAN & MINUMAN KHAS TARIM DAN SEKITARNYA

A.MAKANAN KHAS
1. Qilabah Dajjaj
2. Qilabah Syaid
3. Soni'
4. Saksukah
5. Fasuliya
6. Laham Maqly
7. Bross
8. Sossis
9. Thabbaq
10. Khubuz
11. Makrunah dll

B. MINUMAN KHAS
1. Lem
2. Haalib
3. Syai Ahmar
4. Burtuqal
5. Es Krim
6. Musakkal
7. Vimto
8. Surbah.dll.

Demikianlah buku kecil ini penulis hadirkan dihadapan para pembaca semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca dan para penziarah yang berkunjung Ke hadramaut khususnya kota Tarim






k