Rabu, 20 April 2011

Misi Menikah

Ibarat bermain bola, maka waktu normal sudah selesai, dan saatnya bermain habis-habisan dimasa injury time karena kiamat makin dekat. Saat itulah el-faqir makin berhasrat untuk menunaikan dan menuaikan sebuah impian yaitu memperbanyak umat Rasul SAW. dalam misi ini el-faqir punya beberapa prinsip yang insyaallah akan dijalankan semasa berkeluarga.
Pertama “Kita hidup dalam sunnatullah dan mencita tuk meneladan sunnah rasul-Nya” hal yang pasti dan sudah terpikir semua orang tapi merealisasikannya bukanlah hal yang gampang. Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa seorang wali naik derajatnya hanya karena sabar terhadap istrinya yang ingkar kepadanya. Dan bukan artinya kita akan memilih calon pendamping yang hanya punya pendidikan agama, tapi karena baginda Rasul SAW. sudah menegaskan semenjak dulu bahwa pilihlah yang mempunyai agama, maka kamu tidak akan rugi,
Jika kalian digoda kenapa tidak mau dengan anak SMA? Apakah kamu tidak mau memberi petunjuk??? Jawablah : “bahwa jika petunjuk itu milik saya, maka tidak mau menikah dgn anak SMA adalah hal kesombongan dari saya, tapi jika petunjuk itu milik Allah SWT. maka saya juga tidak punya daya upaya untuk memberinya petunjuk” dan pada kenyataannya petunjuk adalah milik Allah SWT. dan Rasulullah SAW. telah mengajak kita untuk kawin dgn perempuan yang mempunya empat kriteria “agamanya, keelokannya, martabat dan nasabnya serta hartanya” nyatalah dari hadits ini bahwa sunah rasul harus kita junjung tinggi tidak hanya sesudah menikah, tapi semenjak kecil, besar dewasa hingga tua jompo kelak. Dan prinsip tsb. hanya ebuah ketegaskan saja, karena semua sudah maklum .
Kedua “Kita pemeluk agama bukan pemilik agama” banyak yang saya petik dari pepatah ini, yang terpenting adalah jangan sampai merasa kamu yang paling berhak, dan jangan sampai kita terlalu mudah menghukum, mendiskriminasi seseorang, seperti anak SMA yang el-faqir sebutkan diatas, bukanlah maksud el-faqir bahwa mereka tidak punya adab, tapi el-faqir hanya ingin yang terbaik dan mentaati anjuran kanjeng Nabi SAW.
Hal tsb juga memotivasi kita untuk selalu barhati-hati dan selalu husnudzon dgn makhluk Allah SWT. walau orang tersebut berbeda aliran dgn kita.
Ketiga adalah “Hidup adalah perjuangan” dan dgn seluruh kemampuan kita akan dan ingin menunjukkan kapasitas kita sebagai makhluk yang paling mulia dimuka bumi ini dan umat paling afdhol di jagat raya ini dgn mempersembahkan yang paling layak untuk Tuhan Yang Maha Esa, meskipun Ia tidak berhajat dgn sembahan kita. Dan lebih menelaah bagaimana perjuangan Nabi SAW. terhapa musuhnya pada zamannya, sampai Nabi hijrah ke Madinah karena menjalankan misi yang agung dari Allah SWT.
Dan tidak lupa pula bahwa kita adalah pewaris Nabi, jika tidak semua, maka kita adalah pewaris sebagian peninggalan Nabi, dan “jika tidak dapat semua, maka sebagian pun tidak mengapa” dgn warisan ini kita akan menjalankan tugas, masing-masing dgn metode yang ia miliki tanpa melupakan bahwa kita semua adalah umat Rasul SAW. yaitu Ma Ana Alai’hi Waashhabi. Sekian……………………