Senin, 25 Agustus 2008

ISRO MI'ROJ

Isra Mi'raj

بسم الله الرحمن الرحيم
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِير. (Surat al Isro' Ayat : 1)

Maha suci Tuhan yang telah memberangkatkan akan hamba-Nya pada waktu malam dari masjid Al-haraam ke masjid Al-aqsha yang kami berkahi sekitarnya, supaya kami perlihatkan sebagian dari ayat-ayat kami, sesungguhnya Ia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Ayat suci ini telah menjadi hujjah bahwa Nabi Besar kita Muhammad Saw telah di berjalan disuatu malam ke masjid al Aqsha kemudian naik sampai ke langit ketujuh, dikala tersebut sulit bagi sebagian sahabat mempercayainya terkecuali sahabat yang bernama abu bakar as siddiq, tanpa ragu langsung membenarkan terhadap perkataannya, karena itulah ia diberi gelar as Siddiq yang artinya ialah orang yang sangat membenarkan, sesungguhnya telah murtad orang yang murtad terhadap kejadian tersebut tapi ketika rasulullah ditanya tentang berapa pintu dan jendela masjid al Aqsha, Nabipun menjawab dengan betul, padahal beliau belum pernah kesana satu kalipun, ketika teranglah hati sahabat dari cobaan yang datang terhadap mereka, sebagaimana firman-Nya (QS : al Isro' 60) :"dan tidak kami jadikan mimpi kenyataan Isra mikraj tersebut kecuali sebagai cobaan terhadap manusia.

Penulis teringat bahwa sifat siddiq memang sangat berat apalagi kejujuran terhadap Allah, Rosul-Nya dan orang tua, kita kadang-kadang lupa tanpa disadarkan telah berdusta dengan orang tua, el Faqier pernah masuk ke ruangan komputer kuliah Syariah Universitas Ahgaff, saat masuk petugas menanyakan kartu pelajar, ketika itu el Faqier memperlihatkan kartu yang sudah kadaluwarsa, petugas Tsb kemudian berjalan ke perpustakaan dan dia menemukan kartu el Faqier, diapun memberikan kepada saya sambil berkata :"Ta'allam siddq" belajarlah kejujuran, mungkin inilah sebuah pelajaran sidiq kepada elfaqier.

Sejak empatbelas abad yang silam telah berlalu kejadian Tsb bagi Rosululloh Saw dimana Jibril As datang kepada Nabi Muhammad Saw bersama Mika'il As dan membelah dada Nabi dengan air Zamzam untuk diisi dengan ilmu, hilm, iman, keyakinan, Islam dan Nabipun ditentukan sebagai Nabi akhir zaman, kemudian berangkat dengan hewan yang bernama al Buroq, ditengah perjalanan Rosululloh Saw melihat suatu kaum yang menanam disatu ladang pada suatu hari dan memanennya pada hari yang lain, setiap kali dipanen ladang Tsb kembali seperti belum dipanen, Nabipun bertanya :"Wahai Jibril As siapa mereka ?", Jibril As menjawab :"Mereka adalah pejuang dijalan Allah Swt yang berganda ganda ganjaran untuk mereka", kemudian Nabi Saw melewati suatu kaum yang dipecah kepala mereka dengan batu besar, setiap kali dipecahkan kembali kepala mereka seperti semula, Nabipun bertanya :"Wahai Jibril As siapa mereka ?", Jibril As menjawab :"Itu adalah kepala orang yang berat untuk sembahyang", kemudian Nabi Saw melewati suatu kaum di depan mereka sebidang tanah di belakang mereka sebidang tanah, mereka merumput sebagaimana hewan ternak onta yang merumput, yang mereka makan adalah tumbuh tumbuhan, panggangan dan batu-batu dari api neraka yang panas, pahit, busuk dan mematikan, Nabipun bertanya :"Wahai Jibril As siapa mereka ?", Jibril As menjawab :"Mereka adalah orang yang tidak menunaikan zakat", kemudian Nabi Saw melawati suatu kaum yang disediakan daging yang matang dan daging yang busuk dalam panci yang berbeda tapi mereka memilih dan memakan daging yang busuk, Nabipun bertanya :"Wahai Jibril As siapa mereka ?", Jibril As menjawab :"Orang tersebut adalah laki-laki yang mempunyai istri tapi ia tinggalkan dan malah menyeleweng dengan perempuan yang tidak halal baginya, begitu juga perempuan yang mempunya suami, tapi malah menjual dirinya kepada laki-laki lain", kemudian Nabi Saw melewati satu batang kayu disuatu jalan yang mensobek dan menghanguskan semua yang melewatinya, Nabipun bertanya :"Wahai Jibril As siapa mereka ?", Jibril As menjawab :""Mereka adalah perbandingan umatmu yang duduk disuatu jalan, kemudian merampasnya, kemudian Nabi Saw melewati satu laki-laki yang mengumpulkan seikatan yang berat dan tidak kuasa untuk mengangkatnya, tapi ia terus menambahnya, Nabipun berkata :"Wahai Jibril As siapa mereka ?", Jibril As menjawab :"Mereka adalah umatmu yang tidak kuasa menyandang amanah, tapi terus menambahnya", kemudian Nabi Saw melewati satu kaum yang dipotong lidah dan mulut mereka, Nabipun bertanya :"Wahai Jibril As siapa mereka ?", Jibril As menjawab :"Mereka adalah para penceramah fitnah", kemudian Nabi Saw melewati satu batu kecil yang keluar darinya sapi yang besar dan sapi Tsb mencoba masuk kembali tapi tidak ada jalan, Nabipun bertanya :"Wahai Jibril As siapa mereka ?", Jibril As menjawab :"Ini adalah laki-laki yang mengucapkan perkataan yang berakibat besar dan ia menyesalinya, kemudian Nabi melewati satu tempat dengan angin yang sejuk dan harum, diselingi suara-suara merdu, Nabipun bertanya :"Wahai Jibril As angin sejuk apa ini ?, keharuman apa ini ?, suara apa ini ?", Jibril As menjawab :"Ini adalah suara Sorga yang berkata :"Wahai Tuhanku, berikan kepadaku apa yang telah engkau janjikan…", Tuhanpun menjawab dengan firmannya :"untukmu semua orang muslim, beriman dan orang yang beriman kepadaku dan Rosulku, beramal saleh, tidak mensekutukanku, siapa yang takut kepadaku maka dia orang yang beriman, siapa yang meminta kepadaku akanku beri, siapa yang menghutangiku akanku balas, siapa yang bertawakkal kepadaku maka dia akan berkecukupan", Sorga berkata :"Sungguh aku senang", kemudian Nabi Saw mendengar suara gerumuh dan bau yang busuk, Nabipun bertanya :"Wahai Jibril As angin apa ini ?, suara apa ini ?", Jibril As menjawab :"Ini adalah suara Neraka yang berkata :"Wahai Tuhanku berikanlah aku yang telah engkau janjikan…", Tuhanpun menjawab dengan firman-Nya :"Untukmu semua orang kafir, orang yang keji, orang yang sombong dan tidak beriman dengan hari kiamat", Neraka berkata :"Sungguh aku senang", kemudian sampai ke Baitul Maqdis, kemudian dinaikkan ke langit sampai ke langit yang ketujuh dan melihat hadhrot Ilahi.

Mungkin inilah segelintir cerita isra Nabi dengan segala hikmahnya dan bagaimana umat Nabi Saw yang taat dan yang maksiat, tapi yang saya kedepankan adalah bagaimana pandangan ulama terhadap kejadian Isra mikraj, tersebut dalam "Subulul huda warrosyad"Ulama pada fenomena ini berbeda pandangan antara tiga pendapat:

Kebanyakan ulama berpendapat bahwa Isra mikraj terjadi terhadap Nabi Saw dengan ruh dan jasadnya ketika ia sadar dari Mekkah ke Baitul Maqdis ke langit ketujuh ke Sidrotul Muntaha ke tempat yang Allah Swt kehendaki. Al Qodhi berkata :"Inilah pendapat yang benar yang sejalan dengan ayat suci al Qur'an dan hadits-hadits yang shohih tentang mikrajnya ke langit-langit secara wantar; karena tidak boleh berpaling dari dzohir dan hakehat lafal al Qur'an dan hadits untuk mentakwilkannya kecuali ketika mustahil atau tidak mungkin menginterpretasikan lafal kepada dzohirnya., dan bukanlah mustahil Isra mikraj dengan ruh dan jasad; seandainya kejadian Tsb dalam mimpi tentu lafal yang pantas adalah :
"سبحان الذي أسرى بروح عبده"

Ayat lain yang meunjukkan isra Nabi Saw dengan jasadnya adalah firman-Nya (QS : an Najm 17): "ما زاغ البصر وما طغى", yang artinya :"Ia tidak berpaling dari melihat kepada apa yang diperintahkan untuk melihatnya", ayat ini memperjelas bahwa Nabi Muhammad Saw ketika Mikraj melihat dengan mata kepalanya sendiri; karena dengan lafal "al Bashor". Lagipula jika kejadian Tsb dalam mimpi, tidak sampai sebagian sahabat Nabi Saw murtad dengan mendustakannya. Nabipun menjelaskan bahwa beliau dalam isranya telah meminum air milik pelayar orang Quraisyi, begitu pula ketika seekor onta lari dari pemiliknya; sebab al Buroq yang ditunggang oleh Nabi Saw, beliaupun menjanjikan bahwa pelayar tersebut dengan ontanya akan kembali pada hari Rabu.

Pendapat yang kedua bahwa Rasululloh isra ke Baitul Maqdis dengan jasadnya dan mikraj ke langit dengan ruhnya, stateman ini lahir dari ayat (QS al Isro' 1) yang Tsb diatas yang menjelaskan bahwa isra dari Masjid al Haram ke Masjid al Aqsho dan tidak melebihi dari itu.

Ulama pada umumnya menolak pendapat ini; karena pada mulanya Allah Swt menyebutkan ayat isra ke Baitul Maqdis. Manakala tanda kebenarannya sudah jelas, Allahpun menjelaskan mikraj ke langit di ayat dan surat yang lain (tepatnya dalam surat an Najm).

Pendapat ketiga mengatakan bahwa isra mikraj dengan ruh Nabi Saw dalam mimpinya, pendapat ini sesuai dengan (QS al Isro" 60) : "وما جعلنا الرؤيا التي أريناك إلا فتنة للناس", seandainya kejadian Tsb dalam keadaan sadar maka lafal yang pantas adalah ar Ru'yat, Riwayat Anas Ra juga memperkuat pendapat ini :"Dan ia sedang tidur dalam masjid al Haram", diakhir riwayat Anas Ra Menjelaskan bahwa Nabi Saw bersabda :"Kemudian aku bangun dari mimpiku sementara aku didalam masjid al Haram". Stateman ini dinisbatkan kepada Mu'awiyah dan 'Aisyah Ra, akan tetapi riwayat Mu'awiyah tidak shohih; karena Ya'qub sang periwayat tidak bertemu dengan Mua'wiyah.

'Aisyah Ra berkata : "وما فقد جسد رسول الله  ولكن اسري بروحه" dan yang tersebut dalam buku "as syifa'" adalah lafal "ما فقدت".

Dalam hal ini Ibnu Abbas Ra mengatakan bahwa ayat 60 surat al Isro' tersebut adalah melihat dengan mata kepala Nabi Saw sendiri, yang berarti lafal "Ar Ru'ya" bermaknakan melihat dalam keadaan sadar.

Riwayat Anas Ra juga dapat diinterpretasikan bahwa Jibril As datang sementara Nabi Saw sedang tidur, sebagaimana riwayat Hasan Ra :"Ketika aku sedang tidur dekat Hajar al Aswad datang kepadaku Jibril As" dan tidak satupun riwayat yang mengatakan bahwa Nabi Saw tidur disepanjang perjalanan. Adapun riwayat :"Kemudian aku bangun dan aku dalam masjid al Haram", al Hafidz Ibnu Hajar al Asqollani mengomentari bahwa :"Jika diinterpretasikan dengan pendapat bahwa :"kejadian isra Tsb lebih dari sekali", maka tidak ada masalah dengan riwayat ini, namun menurut pendapat bahwa :"isra hanya sekali", riwayat Tsb ditakwilkan bahwa Nabi Saw sadar dari kesibukan hatinya dengan musyahadah keajaiban malakut, kemudian beliau kembali ke alam dunia.

Adapun riwayat yang dinisbatkan kepada 'Asyiah Ra juga dengan periwayat yang majhul (tidak diketahui siapa sang periwayatnya), Abu al Khattob bin Dihyah berkata :"Bahwa riwayat dari 'Asyiah karangan belaka". 'Asyiahpun ketika kejadian isra belum menjadi istri Nabi Saw dan ketika itu masih dalam umur yang belum dikatakan disiplin.

Dapat el Faqier simpulkan bahwa kejadian isra mikraj adalah suatu yang realistis, dari sisi lain ulama sepakat bahwa mimpi Nabi Saw adalah wahyu yang berarti bahwa : perintah sembahyang lima waktu disyariatkan mula-mula pada malam tersebut, wallohu a'lam.

Penulis : Muhammad Zaki Ahmad Rofi'i Abdulhamid
(diintisarikan dari Subulul huda warrosyad karangan Muhammad bin Yusuf as Sholihi As Syami, Tafsir Ibn katsir dan bidayah wan nihayah karangan Ibn Katsir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar