Senin, 03 November 2008

Berita

1.Maaf, fhoto fhoto tidak bisa kami tampilkan bulan ini.
2. kota Tarim telah terkendali kembali, setelah mengalami musibah kebanjiran yang memutus jalur antara Tarim, Seiyun dll.

Selama Liburan

Selama liburan
"Hai dimana aja ent" itu mungkin perkataan singkat yang diuraikan oleh seorang teman akrab saat dia bertemuku di masa shaifiyah. Nah saatnya bercerita, "shaifiyah" adalah musim panas yang biasanya pada bulan-bulan Juni, Juli dan Agustus. Saat itu juga Fakultas Syariah & Hukum Universitas Ahgaff -Tarim Hadhramaut- memulai jadwal liburannya, nah waktu itu juga, dimulailah perlayaran-perlayaran: ada yang pulang ke kampung halamannya -Banjar contohnya-, ada yang umroh ke Makkah, ada yang jalan-jalan ke Mesir, ada yang ke Syimal –maksudnya ke Yaman Utara seperti Son'a, Zabid dll-, ada yang ke Dau'an –masih wilayah Hadhramaut- jadi guru, ada juga yang menetap di sakan alias asrama kuliah yang tercinta dengan berbagai aktitifitasnya dari tidur, makan, ngobrol sampai lomba, tapi ada juga yang serius melulu, tidak ketinggalan mahasiswa yang udah ngetop dengan wiridan, penelitian kitab-kitab kuno, pelajaran kilat dengan para senior atau para cendikiawan bidangnya masing-masing, majelis ta'lim Rubath Tarim dan Darusmusthofa dll. Liburan memang hanya beberapa bulan tapi kesempatan itulah yang dimanfaatkan oleh Al-Habib Umar bin Hafizh untuk memberikan waktu atau pondok kilat bagi semua kalangan yang tidak terbatas dengan usia. Dan pon-kil itu dalam istilah Hadhramaut bernama "Dawroh", para guru-guru disana pun meletakkan maqosid ataupun tujuan inti dari terselenggaranya pon-kil tersebut, kurang lebihnya maqosid tsb adalah :
Menambah keimanan, keyakinan kepada Allah Swt. serta kecintaan kepada Rasululloh Saw. dengan menambah ketakwaan dan ketaatan kepadaNya.
Menambah ilmu pengetahuan agama untuk menyesuaikan amal ibadah dengan benar, sah serta pergaulan yang baik.
Menghidupkan ruh dan tali persaudaraan dalam kehidupan bermasyarakat serta menghilangkan permusuhan dan perkelahian.
Mendidik seorang beriman yang ikut andil dalam memecahkan dan memberikan solusi problema masyarakat.
Wah di sana juga ujian dan hadiah-hadiah buat para pemilik rangking 10 besar pertama, tapi yang jelas itu hanya hiburan dan support bagi anak-anak muda yang enggak mau kalah.
Kembali ke sakan, kalau cerita kegiatan liburan, pasti yang tidak kalah adalah chating, chating memang kadang kala, membuat seseorang berantakan, kadangkadang membikin seseorang pd (percaya diri). Tapi yang membuat saya tertatik, di sana masih banyak kajian ilmiah yang tentunya memberikan faedah kemasan yang berbeda dari Forum. diskusi yang pernah saya ikuti selama di Yaman.
Saya sendiri dengan nama khas MTP sering ikut debat, tapi kadang-kadang saya juga tidak serius, sampai ada yang menghukum saya dengan ucapan :"Islam engga". Akhirnya saya tanggapin, kalau penyebab murtad ada tiga:
i'tiqad (keyakinan), maka kita harus menjaga, jangan sampai kita berkeyakinan salah atau mengingkari salah satu rukun Iman atau Islam, atau menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal, seperti menghalalkan transaksi riba secara umum atau mengaku Nabi atau tidak mewajibkan shalat lagi.
af'al (pekerjaan) yang saya aksud adalah pekerjaan yang bertentangan dengan rukun Iman dan Islam seperti menyembah berhala atau menggantung salib di lehernya. Karena, sujud kepada berhala menunjukkan bahwa ada seseorang yang disembah selain Allah swt. Dan menggantung salib artinya mengatakan bahwa Nabi Isa as. Telah di salib, padahal Alqur'an telah menjelaskan bahwa Nabi Isa as. telah di angkat ke langit. Jika seorang muslim mengerjakannya dengan kehendaknya sendiri dan dalam keadaan sadar, segeralah bersyahadah, karena ia telah memurtadkan dirinya.
Menghina rukun Iman atau Islam dan semua yang saya sebutkan di bagian pertama, seperti menghina sunah rasul.
Dalam debat yang lain, ada seseorang bertanya :"Berapa istri Nabi Muhammad saw.?", saya pun menjawab bahwa ulama tidak satu pendapat dalam hal ini. Said Ayub berkata dalam bukunya "Zaujatun Nabi" : Pendapat ulama tentang istri Nabi Muhammad saw ada empat.
Dua puluh lima.
Dua puluh satu.
lima belas.
tiga belas, tidak termasuk selir (budak perempuan).
Dan yang tidak di perselisihkan ulama ada sebelas, dan dua jariyah (budak perempuan). Artinya para ulama masih berbeda pendapat tentang istri Nabi yang lebih dari sebelas.
Said ayub juga menolak keras dengan logika dan riwayat tentang mereka yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw. Lelaki syahwani (baca Zaujatun Nabi karangan said Ayub).
Mungkin inilah yang bias saya ceritakan. Akhirul kalam yang tidak saya lupakan adalah shalawat dan salam untuk baginda Nabi Muhammad saw.
Sampai jumpa…………………………………………………………